Dulu Getol Kampanyekan New Normal, Kini Pemerintah Buang Istilah Itu

Saat ini, pemerintah memakai istilah Adaptasi Kebiasaan Baru

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk tidak lagi menggunakan istilah new normal atau normal baru. Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, mengatakan bahwa masyarakat bisa salah persepsi dengan istilah tersebut, sehingga pemerintah kini menggantinya dengan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

Selain Yuri, penghapusan istilah normal baru juga dipertegas oleh Menteri Koordinato Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy. Muhadjir mengatakan bahwa saat ini pemerintah tak akan lagi gunakan istilah itu.

"Sekarang istilahnya adaptasi dengan keadaan yang baru. Kita gak perlu ribut dengan istilah, lah," kata Muhadjir di Kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin 13 Juli 2020.

1. Muhadjir sebut istilah new normal berasal dari buku Roger McNamee dan tidak ada kaitannya dengan pandemik COVID-19

Dulu Getol Kampanyekan New Normal, Kini Pemerintah Buang Istilah ItuMuhadjir Effendy memberikan keterangan pers di komplek Istana Negara pada Senin. (13/7/2020) (Dok. IDN Times/Biro Pers Kepresidenan)

Muhadjir menjelaskan, istilah new normal sendiri dikeluarkan oleh Roger McNamee dalam bukunya yang berjudul "The New Normal: Great Opportunities in a Time of Great Rik". Menurut Muhadjir, istilah tersebut tidak ada kaitannya dengan COVID-19 karena buku itu ditulis Roger pada 2014 lalu.

"Karena kita harus hati-hati gunakan diksi itu, tapi ya gak dilarang namanya juga istilah," ucap Muhadjir.

Baca Juga: Pengamat: Indonesia Gak Menyongsong New Normal, tapi New Backward!

2. Istilah new normal dipopulerkan oleh Presiden Jokowi pertama kali di Indonesia

Dulu Getol Kampanyekan New Normal, Kini Pemerintah Buang Istilah ItuPresiden Jokowi di Istana Merdeka, Senin (13/7/2020) (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Padahal istilah new normal atau normal baru dipopulerkan pertama oleh Presiden Joko "Jokowi" Widodo. New normal digunakan oleh sejumlah negara sebagai exit strategy dalam menghadapi pandemik COVID-19. 

Pada Jumat, 15 April 2020, Jokowi menggunakan istilah new normal untuk mengajak masyarakat beradaptasi dengan kebiasaan baru karena harus hidup berdampingan dengan virus corona. Saat itu, Jokowi memperbolehkan masyarakat beraktivitas kembali dengan memperhatikan keselamatan.

"Keselamatan masyarakat tetap harus menjadi prioritas. Kebutuhan kita sudah pasti berubah untuk mengatasi risiko wabah ini. Itu keniscayaan, itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai new normal atau tatanan kehidupan baru," ujar Jokowi seperti yang disiarkan di channel YouTube Sekretariat Presiden.

Tak hanya itu saja, beberapa kesempatan, Jokowi dan para menterinya serta Gugus Tugas Penanganan COVID-19 juga sering gunakan istilah new normal atau tatanan normal baru. Namun, kini istilah tersebut tak akan digunakan lagi oleh pemerintah.

3. "Bukan istilahnya yang diributkan, tetapi konsep new normal dan sosialisasinya yang kurang"

Dulu Getol Kampanyekan New Normal, Kini Pemerintah Buang Istilah ItuSuasana KRL jurusan Tanah Abang-Parung Panjang, Jumat (10/7/2020) (IDN Times/Herka Yanis).

Sementara itu, ahli epidemilogi dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, mengatakan bahwa perubahan istilah yang dilakukan pemerintah akan efektif jika disertai dengan strategi komunikasi yang efektif juga.

Menurut dia, selama ini yang menjadi permasalahan pemerintah bukanlah istilah tetapi kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat.

"Sehingga, sejak awal sebagian masyarakat merespons tidak terlalu serius masalah new normal ini. New normal ini istilah atau frase resmi yang dikeluarkan WHO bulan April lalu. Dan juga bukan hal baru dalam sejarah pandemik," kata Dicky saat dihubungi IDN Times, Selasa (14/7/2020).

Dicky menambahkan, yang harus dipahami oleh masyarakat bukan masalah istilahnya, tetapi konsep dari normal baru atau adaptasi kebiasaan baru itu dalam penanganan suatu pandemik.

Baca Juga: Akui Keliru, Pemerintah Ganti Istilah New Normal dalam Hadapi Pandemik

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya