[UPDATE] 128 Orang Meninggal Akibat Banjir dan Longsor di NTT

8.000 orang mengungsi akibat bencana alam NTT

Jakarta, IDN Times - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 128 orang meninggal dunia akibat bencana alam berupa banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur. 

"Total warga meninggal dunia berjumlah 128 warga meninggal dunia selama cuaca ekstrem berlangsung di beberapa wilayah tersebut, dengan rincian Kabupaten Lembata 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam keterangan tertulis, Selasa (6/4/2021).

BNPB menyebut cuaca ekstrem dampak siklon tropis Seroja masih berpotensi terjadi di kawasan NTT dalam beberapa hari ke depan. 

1. Total warga yang mengungsi akibat bencana mencapai 8 ribu orang

[UPDATE] 128 Orang Meninggal Akibat Banjir dan Longsor di NTTBanjir Bandang NTT (dok. BNPB)

Raditya mengatakan, bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di NTT pada Minggu, sekitar pukul 01.00 WITA, juga mengakibatkan sekitar 8.000 warga mengungsi.

Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Senin (5/4/2021), pukul 23.00 WIB, sebanyak 2.019 Kepala Keluarga (KK) atau 8.424 warga mengungsi, dan 1.083 KK atau 2.683 warga lainnya terdampak.

"Pemerintah daerah terus memutakhirkan data dari kaji cepat di lapangan. Warga yang mengungsi tersebar di lima kabupaten di wilayah Provinsi NTT," kata dia. 

Menurut data BNPB, pengungsian terbesar diidentifikasi berada di Kabupaten Sumba Timur dengan jumlah 7.212 orang atau 1.803 KK, Lembata 958 orang, Rote Ndao 672 orang atau 153 KK, Sumba Barat 284 orang atau 63 KK dan Flores Timur 256 orang.

Selain itu, siklon tropis ini juga berdampak pada 8 wilayah administrasi kabupaten dan kota. Ke-8 wilayah itu adalah Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao dan Alor.

 

Baca Juga: Hingga 7 April, BMKG Imbau Masyarakat NTT Waspada

2. Deretan kerusakan akibat bencana di NTT

[UPDATE] 128 Orang Meninggal Akibat Banjir dan Longsor di NTTSejumlah rumah dan kendaraan rusak akibat banjir bandang di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, Flores Timur, NTT, Minggu (4/4/2021). (ANTARA FOTO/BPBD Flores Timur)

Tak hanya itu, bencana yang terjadi di NTT juga membuat banyak korban hilang. Berdasarkan data BNPB, total korban yang hilang mencapai 72 orang, dengan rincian Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23 orang, dan Lembata 21 orang.

Bencana cuaca ekstrem di beberapa wilayah tadi juga berdampak pada sejumlah kerugian. Adapun total kerugiannya meliputi 1.962 unit rumah terdampak, 119 unit rumah rusak berat, 118 unit rumah rusak sedang dan 34 unit rumah rusak ringan, sedangkan fasilitas umum (fasum) 14 unit rusak berat, 1 rusak ringan dan 84 unit lain terdampak.

Sementara, rincian kerusakan sektor pemukiman sebagai berikut:

Kota Kupang
- 10 unit rumah rusak sedang
- 657 unit rumah terdampak

Kabupaten Flores Timur
- 82 unit rumah rusak berat
- 34 unit rumah rusak ringan
- 97 unit rumah terdampak
- 8 unit fasum rusak berat

Kabupaten Malaka
- 1.154 unit rumah terdampak
- 65 fasum terdampak

Kabupaten Ngada
- 4 unit rumah rusak berat
- 2 unit rumah rusak sedang
- 1 fasum terdampak

Kabupaten Sumba Barat
- 54 unit rumah terdampak

Kabupaten Sumba Timur
- 7 fasum terdampak

Kabupaten Rote Ndao
- 12 unit rumah rusak berat

Kabupaten Alor
- 21 unit rumah rusak berat
- 106 unit rumah rusak sedang
- 6 fasum rusak berat
- 1 fasum rusak ringan
- 11 fasum terdampak

3. BPBD dengan pihak lainnya masih terus melakukan evakuasi korban

[UPDATE] 128 Orang Meninggal Akibat Banjir dan Longsor di NTTSeorang warga menyaksikan banjir bandang yang merusak permukiman di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, Flores Timur, NTT, Minggu (4/4/2021). (ANTARA FOTO/HO/BPBD Flores Timur)

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten dan kota dibantu dengan multipihak masih terus melakukan penanganan darurat bencana, seperti evakuasi, penyelamatan, pelayanan di pengungsian, distribusi logistik maupun pembukaan akses ke wilayah terisolir.

"Kementerian dan lembaga di bawah kendali BNPB juga memberikan dukungan kepada pemerintah daerah terdampak siklon tropis tersebut," tulis keterangan BNPB.

Baca Juga: Tagar PrayforNTT Trending, Media Sosial Banjir Doa untuk NTT

Topik:

  • Dwifantya Aquina
  • Wendy Novianto

Berita Terkini Lainnya