Survei PwC: Millenials Mau Bayar Lebih untuk Produk Berlabel 'Green'

Konsumen juga mau mengeluarkan uang lebih

Tangerang, IDN Times - Jaringan jasa internasional, PricewaterhouseCoopers (PwC), merilis survei yang menyebut bahwa generasi millennials lebih tertarik membeli produk berlabel 'green' atau ramah lingkungan, terutama untuk produk properti. Hal tersebut lantaran saat ini banyak millennials yang sudah peduli dengan perubahan iklim.

"Tak hanya karena aman bagi lingkungan, properti yang sustainable dengan desain hemat energi dilihat dapat meningkatkan kualitas kehidupan serta lebih menguntungkan secara finansial," kata Meita Laimanto Partner-Risk Assurance PwC di BSD Green Office Park, Rabu (2/8/2023).

1. Konsumen juga mau mengeluarkan uang lebih untuk label 'green'

Survei PwC: Millenials Mau Bayar Lebih untuk Produk Berlabel 'Green'IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Hal tersebut, kata Meita, didukung oleh survei yang dilakukan kepada 4.000 CEO perusahaan global di 105 negara yang mengungkap, bahwa perubahan iklim menjadi ancaman bagi 24 persen perusahaan di dunia. Perubahan iklim merupakan salah satu dari beberapa faktor yang dianggap mengancam perusahaan global selama lima tahun ke depan.

"Selain itu, konsumen juga mau mengeluarkan biaya lebih untuk memiliki label 'green,' rata-rata mau mengeluarkan sekitar 5-10 persen lebih besar dari pengeluaran biasanya," ungkap Meita.

Baca Juga: BSD Serahkan Instalasi Pengelolaan Air ke Perumdam TKR Tangerang

2. BSD City kembangkan ekosistem berlandaskan ESG. Apa itu?

Survei PwC: Millenials Mau Bayar Lebih untuk Produk Berlabel 'Green'IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Sementara itu, untuk menerapkan pengembangan properti yang ramah lingkungan, Sinarmas Land selaku pengembang BSD City melakukan berbagai upaya untuk menjadikan propertinya memiliki ekosistem berlandaskan environmental, social, governance (ESG).

"Kami, tahun 2023 ini, tengah mengelola sampah secara bertahap, di mana targetnya hanya menyumbang 20-25 persen sampah ke TPA, sedangkan 70 persennya bisa kami kelola sendiri," jelas M Reza Abdulmajid, Chief Risk & Sustanability Officer Sinarmas Land.

Tak hanya itu, pihaknya pun telah menggunakan biji plastik bekas pakai untuk bahan baku aspal sejak tahun 2021 lalu. Selain itu, di gedung-gedung properti miliknya pun telah menampung air hujan yang digunakan untuk menyiram tanaman dan suplai air di toilet.

"Efisiensi energi juga sudah ada 6 sampai 7 gedung yang sudah bersertifikat green building, itu bisa sekitar 7 persen energy saving dan secara keseluruhan Sinarmas menghemat emisi karbon 35 persen," tuturnya.

Tak hanya itu, pihaknya pun telah menerapkan solar panel di gedung-gedung komersial miliknya, di mana hal tersebut bisa menurunkan hingga 14 persen emisi karbon pada tahun 2022.

"Kami juga menerapkan suplier yang masuk ke kita juga harus punya sertifikat green material, jadi jika ada suplier yang mengajukan tender ke kita dengan adanya sertifikat green material maka akan berpeluang bekerjasama dengan kita lebih besar," ungkapnya.

3. Perbankan juga sudah mulai melirik pembiayaan berlabel 'green'

Survei PwC: Millenials Mau Bayar Lebih untuk Produk Berlabel 'Green'IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Selain pengembang, perbankan pun saat ini mulai melirik perusahaan yang memiliki projek berbasis green atau ramah lingkungan, salah satunya Bank Mandiri. Bahkan, salah satu BUMN tersebut juga memiliki program khusus untuk pengusaha di bidang ramah lingkungan.

"Kami punya beberapa produk pinjaman, diantaranya Green Loan dan Suistanable Linked Loan," kata Citra Amelya Pane, Senior Vice President of Corporate Banking Bank Mandiri.

Citra mengungkapkan, pembiayaan yang dimiliki Bank Mandiri pun memiliki berbagai syarat yang harus dipenuhi berdasarkan aturan dari pemerintah Indonesia. "Misalnya, perusahaan yang menyediakan project solar panel, memiliki sertifikat green material, dan lain sebagainya," jelasnya.

Meski begitu, untuk saat ini pihaknya masih melakukan pembiayaan untuk dua produk tersebut kepada perkebunan ramah lingkungan, sedangkan untuk perusahaan properti berbasis ramah lingkungan belum begitu banyak.

"Makanya kita berharap, perusahaan di bidang properti juga banyak yang mengajukan pembiayaan ini agar target Indonesia untuk zero emisi pada 2060 bisa tercapai," jelasnya.

Baca Juga: Pameran Bahan Bangunan di ICE BSD, Ada Lantai Vinyl Buat Rumah Estetik

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya