Agam Budi Santoso, Generasi Z Tangsel Berdaya dari Bisnis Nasi Bakar

Usaha Agam dan keluarga raup omzet puluhan juta

Tangerang Selatan, IDN Times - Alih-alih menjadi pegawai kantoran, Agam Budi Santoso, 23 tahun, memilih menjadi seorang wirausahawan. Generasi Z ini mengikuti passion sebagai juru masak.

Berbekal keterampilan secara praktik dan teori yang ia dapat dari masa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga, pemuda asal Ciputat, Tangerang Selatan ini berdaya dengan menjadi pengusaha kuliner Nasi Bakar ABS And Catering.

Menjajakan beragam olahan nasi mulai dari Nasi bakar, Nasi Campur Bali, Kentang Mustofa dan jasa catering dengan citarasa spesial, Agam dibantu keluarga sanggup meraup omzet Rp1 juta lebih dalam sehari.

Bagaimana kisahnya? Simak nih.

Baca Juga: UMKM Healty Food Asal Tangerang Raup Omzet Jutaan Rupiah

1. Usaha nasi bakar ketika bisnis keluarga menurun tahun 2017

Agam Budi Santoso, Generasi Z Tangsel Berdaya dari Bisnis Nasi BakarDok IDN Times/Agam

Agam bercerita, awal mula ia berkecimpung pada bisnis kuliner berawal pada tahun 2017 tatkala usaha kuliner olahan buntil milik keluarganya menuru karena kesulitan bahan baku.

"Ortu juga usahanya buntil. Tahun 2017 daun pepaya lagi susah," kata Agam kepada IDN Times, Senin (19/6/2023).

Berbekal skill yang sudah ia latih saat sekolah dan latihan saat mengikuti program magang di salah satu hotel ternama di Jakarta, Agam meyakinkan diri untuk terjun sebagai pelaku usaha dengan membuat nasi bakar sebagai olahan andalan pertamanya.

"Selasai PKL akhirnya saya sama ayah waktu itu saya bilang 'Pak coba kita bikin nasi bakar yuk'. Soalnya waktu itu nasi bakar di hotel lagi rame banget. Akhirnya berawal dari situlah saya nyoba. Modal awal waktu itu engga banyak, karena perdana bikin lima liter beras sekitar Rp100 ribu sama yang lain-lain," kata Agam.

2. Penjualan nasi bakar agam naik pesat di akhir 2018

Agam Budi Santoso, Generasi Z Tangsel Berdaya dari Bisnis Nasi Bakarilustrasi uang (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Perlahan namun pasti, nasi bakar racikan Agam semakin laris. Ini dibantu dengan mengandalkan jaringan pasar sang Ayah dan memasarkan melalui digital yakni media sosial.

"Setelah buntil redup, perlahan kita bikin nasi bakar kita kasih tester (ke reseller), nah masarin mereka, jadi kaya reseller gitu. Dagang ngambilnya dari saya," kata Agam.

Kala itu di tahun 2017, saat ia hanya mengolah nasi bakar dari hanya beberapa liter beras, usahanya naik pesat pada tahun 2018 hingga ia bisa memproduksi nasi bakar satu karung beras atau 20 kilogram dalam sehari.

"Itu mulai tahun 2017, saya juga masih sekolah, ortu bikin di rumah, pulang sekolah saya ikut membantu gulung nasi dikuku lalu dibakar. Yang meningkat drastis itu di tahun 2018 akhir itu memang lagi pesat banget," kata dia.

3. Fokus usaha: mengembalikan angka omzet sebelum pandemik

Agam Budi Santoso, Generasi Z Tangsel Berdaya dari Bisnis Nasi BakarIDN Times/Muhamad Iqbal

Agam mengaku, omzet tertinggi yang pernah ia raih adalah Rp3 juta lebih dalam sehari. Hal itu terjadi pada akhir 2018 hingga akhir 2019.

"Puncak omzet Rp3 juta, it 2018 hingga 2019, kalo sekarang normalnya sekitar Rp1,5 bahkan Rp2 juta, di pandemik setengahnya dari normal, setelah lebaran ini perlahan naik lagi," ungkapnya.

Kini Agam mengaku bahwa usahanya masih sulit untuk kembali ke omzet sebelum pandemik. Kini upaya inovasi yang ia lakukan jadi salah satu strategi mengembalikan tren omzet tertingginya.

"Dan ini mulai pulih lagi, pokoknya kita terus inovsi lah dengan produk baru nasi bali ini kentang mustofa dan menambah income," kata dia.

Baca Juga: UMKM Healty Food Asal Tangerang Raup Omzet Jutaan Rupiah

4. Segala upaya Agam untuk punya kedai dan tim marketing digital

Dengan segala upaya yang ia lakukan, bisnis nasi bakarnya kembali meningkat, sehingga mimpinya memiliki kedai dan memiliki tim marketing digital bisa segera terwujud.

"Untuk aplikasi online shop kita belum ada sementara ini, karena SDM nya belum cukup. Kita sedang mencoba bangkit lagi. kalo sudah memungkinkan kita menggencarkan mengembalikan omzet sebelum pandemik," tukasnya.

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya