Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pedas (pexels.com/DXT_91)
ilustrasi pedas (pexels.com/DXT_91)

Intinya sih...

  • Kandungan capsaicin dalam cabai memicu produksi endorfin, meningkatkan perasaan bahagia dan kepuasan setelah makan pedas.
  • Sensasi terbakar di lidah memicu lonjakan adrenalin, membuat detak jantung lebih cepat dan memberi rasa semangat seperti setelah meluncur dari wahana ekstrem.
  • Pedas bisa menjadi perbaikan mood darurat, merangsang pelepasan serotonin, namun bukan sebagai terapi emosional utama karena dapat memperburuk pencernaan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bagi pencinta rasa pedas, setiap gigitan seperti tantangan untuk memecahkan rekor pribadi. Tapi tahukah kamu? Di balik mulut terbakar dan keringat mengucur, ada dampak psikologis yang jarang kamu sadari.

Ada sejumlah efek tak terduga yang mungkin kamu alami akibat kecintaanmu terhadap makanan pedas. Siapkan segelas air, ya, karena perjalanan ini gak kalah seru dari rasa cabai favoritmu. Yuk simak!

1. Rasa pedas meningkatkan perasaan puas

ilustrasi makan (unsplash.com/Alex Haney)

Kandungan capsaicin dalam cabai memicu otak memproduksi endorfin, alias hormon bahagia. Efeknya mirip dengan saat olahraga berat, mulut kepanasan, tapi hati bahagia!

Rasa pedas menstimulasi saraf yang mengirimkan rasa sakit ke otak. Namun, ini justru mendorong pelepasan endorfin sebagai penghibur alami.

Hasilnya, ada perasaan puas setelah makan pedas. Jadi, kalau habis makan sambal mendadak ceria, mungkin itu kerja capsaicin yang bikin happy.

2. Rasa pedas meningkatkan adrenalin

ilustrasi pedas (pexels.com/RDNE Stock project)

Sensasi terbakar di lidah itu memicu lonjakan adrenalin. Efeknya? Detak jantung jadi lebih cepat, pernapasan lebih dalam, dan kamu merasa lebih hidup. 

Reaksi tubuh terhadap pedas serupa dengan respons 'fight or flight'. Adrenalin memuncak, membuatmu merasa penuh semangat, seperti habis meluncur dari wahana ekstrem di taman hiburan. Gak heran kalau pencinta pedas sering mengaku ketagihan dengan rasa ini.

3. Rasa pedas memperbaiki mood, tapi sementara

ilustrasi bahagia (pexels.com/Jill Wellington)

Pedas bisa jadi perbaikan mood darurat. Saat hari sedang muram, menu dengan sambal ekstra sering terasa menyenangkan. Namun, efek ini bersifat sementara, setelah rasa pedas mereda, kamu kembali ke mood awal.

Makanan pedas merangsang pelepasan serotonin, hormon yang bertugas mengatur suasana hati. Tapi jangan jadikan cabai sebagai terapi emosional utamamu, karena dampaknya bisa memperburuk pencernaan juga.

4. Efek plasebo pada stres

ilustrasi stress (unsplash.com/Elisa Ventur)

Meskipun bukan obat, pedas sering dianggap penyembuh stres. Banyak yang percaya setelah menghabiskan makanan bercabai, stres perlahan mereda.

Kepercayaan ini adalah efek plasebo. Ketika pikiran mengaitkan pedas dengan rasa puas, otak langsung memprogram penyembuhan emosional. Menariknya, ini sering kali lebih efektif daripada cara relaksasi lainnya. Jadi, makan pedas seolah menjadi ritual pereda stres andalan.

5. Dorongan untuk jadi lebih berani

ilustrasi berani (unsplash.com/Japheth Mast)

Bagi sebagian orang, menikmati makanan pedas adalah ajang unjuk keberanian. Menghabiskan sepiring mi level 10, membuatmu merasa telah memenangkan pertarungan heroik.

Mengonsumsi makanan ekstrem seperti pedas bisa meningkatkan kepercayaan diri. Setelah sukses menaklukkan rasa panas, kamu merasa mampu menaklukkan tantangan lainnya juga. Siapa sangka, semangkuk mi pedas ternyata menyimpan motivasi tersembunyi?

Makanan pedas bukan cuma soal kenikmatan di lidah. Dari hormon bahagia hingga keberanian tak terduga, pedas menyimpan dampak psikologis yang sering diremehkan. Tapi ingat, semuanya tetap perlu batas, karena kalau sudah berlebihan, yang terbakar bukan hanya mulutmu, tapi juga kesehatan tubuhmu. Jadi, makan pedaslah dengan bijak, dan nikmati efek positifnya tanpa risiko yang berlebihan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team