Stroke Bisa Menyerang Usia Muda, Kenali Gejalanya!

Tangerang, IDN Times - Serangan stroke bisa menyerang siapa saja, termasuk di usia muda. Serangan stroke merupakan penyebab utama kecacatan dan kematian nomor 2 di Indonesia setelah serangan jantung.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, stroke menyumbang 11,2 persen dari total kecacatan dan 18 persen dari total kematian. Untuk itu, pengenalan gejala sangat diperlukan agar penanganan gejala stroke tidak terlambat tertangani.
Rocksy Fransisca V Situmeang, Dokter Spesialis Neurologi RS Siloam Lippo Village mengatakan, saat seseorang terkena serangan Stroke, maka setiap menit sebanyak 32 ribu sel otak rusak karena tidak mendapatkan asupan darah yang cukup.
"Golden period merupakan kunci utama dalam meningkatkan kemungkinan pasien untuk pulih tanpa mengalami kecacatan. Oleh karena itu, edukasi mengenai gejala awal stroke dan kesiapan rumah sakit dalam menangani pasien menjadi faktor krusial," kata Rocksy, Sabtu (8/3/2025).
1. Kenali 3 gejala serangan stroke ini

Rocksy mengungkapkan, terdapat tiga gejala yang wajib dikenali. Pasalnya, jika ada satu dari tiga tanda tersebut bisa hampir dipastikan merupakan serangan stroke. Uakni ada gangguan berbicara seperti bicara pelo secara tiba-tiba, wajah tidak simetris seperti mulut miring, tangan, dan kaki gerak lemah.
"Jika ada satu dari hal tersebut, maka harus dibawa ke rumah sakit yang memiliki fasilitas CT-Scan dan MRI dalam waktu kurang dari 60 menit," katanya.
2. Sebesar 82 persen penderita stroke terlambat mendapatkan penanganan

Rocksy menuturkan, sebanyak 82 persen penderita stroke yang datang ke rumah sakit di Indonesia seharusnya bisa ditangani dengan lebih baik jika datang tepat waktu. Namun, lantaran ketidaktahuan masyarakat di Indonesia sehingga terlambat datang dan menyebabkan kecacatan permanen bahkan kematian.
"Di Siloam Hospital Group sendiri, pasien tertinggi itu stroke, di tahun 2023 lebih dari 2.500 merupakan pasien stroke dan dari angka tersebut sebagian besar datang terlambat, melewati golden periode dan penanganan terlambat sehingga sulit dipulihkan," ungkapnya.
Sementara itu, Harsan, Dokter Bedah Saraf Siloam Hospital Lippo Village mengatakan, stroke merupakan serangan otak yang mana suatu kondisi gawat darurat aliran darah ke otak tiba-tiba terganggu, dibagi menjadi stroke sumbatan (iskemik), stroke pendarahan (hemoragik).
"Satu dari empat orang terkena stroke dan 63 persen terjadi di bawah 70 tahun, sehingga stroke bukan lagi penyakit orang tua," ungkapnya.
Harsan mengungkapkan, beberapa faktor resiko seseorang terkena serangan stroke yakni diantaranya Hipertensi, gaya hidup tidak sehat, berat badan berlebih, Kolesterol tinggi, hingga polusi udara juga memperbesar resiko stroke.
"Jadi jika sudah ada resiko-resiko ini harus lebih waspada dan jika ada gejala langsung dibawa ke rumah sakit atau memanggil ambulans yang memiliki tenaga medis," tuturnya.
Harsan juga mengungkapkan, banyak masyarakat Indonesia yang termakan hoaks dan mitos penanganan pasien stroke, yakni dengan menusuk jari tangan pasien dengan jarum, pijat kaki, hingga pemberian madu. Padahal, hal tersebut tidak berguna dan malah berpotensi membuat golden periode pasien terlewat.
"Karena jika sudah 4,5 jam, meski dibawa ke rumah sakit sudah tidak bisa dilakukan apapun, karena bagian sel otak yang rusak sudah terlalu banyak," jelasnya.
3. Pasien stroke harus mendapatkan suntikan obat kurang dari 60 menit sejak awal serangan

Yusak Mangara Tua Siahaan, Dokter Spesialis Neurologi (Otak dan Sistem Saraf) Subspesialis Nyeri Neurologis menuturkan, mengapa pasien yang terkena serangan stroke harus segera dibawa ke rumah sakit, lantaran dokter harus memberikan suntikan rtPA atau recombinant tissue plasminogen activator) yang berfungsi untuk memecah gumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah otak.
"Jika suntikan tersebut masih belum bisa memecahkan gumpalan, maka akan dilakukan operasi atau kateterisasi untuk mengambil sumbatan, makanya diperlukan CT-Scan atau MRI," ungkapnya.
4. Siloam membuka layanan Stroke Ready Hospitals

Untuk memastikan pasien stroke segera mendapatkan intervensi medis yang tepat waktu, Grup RS Siloam menghadirkan layanan Stroke Ready Hospitals, sebuah inisiatif yang mengintegrasikan sistem rujukan cepat, tim medis siap siaga, dan teknologi canggih dengan beberapa keunggulan utama, antara lain Siloam Ambulance Call Center (SACC) 1-500-911 yakni layanan ambulans dengan respons cepat yang memberikan pertolongan pertama di lokasi kejadian sebelum pasien dibawa ke rumah sakit Siloam terdekat.
Selain itu, tim dokter spesialis siaga 24/7 yang didukung oleh dokter spesialis neurologi, bedah saraf, dan radiologi intervensi untuk menangani pasien stroke secara optimal hingga teknologi pencitraan medis mutakhir, kolaborasi multidisiplin.
"Untuk sementara, ada 12 rumah sakit kategori Stroke Ready Hospitals, yakni RS Siloam Lippo Village, Kebon Jeruk, TB Simatupang, MRCCC Semanggi, Cinere Jantung Diagram, ASRI Duren Tiga, Bogor, Surabaya, Denpasar, Palembang, Jambi, dan Medan," kata Grace F. Indradjaja, Medical Managing Director Grup RS Siloam.
Keterlibatan berbagai spesialis dalam satu atap, kata Grace, akan sangat berguna dalam memastikan pasien mendapatkan perawatan yang optimal. Dalam kasus tertentu, pasien stroke mungkin membutuhkan tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Sebagai bentuk pengakuan atas komitmen dalam layanan stroke, rumah sakit Siloam yang termasuk dalam kategori Stroke Ready Hospitals telah meraih Angels Award dari World Stroke Organization (WSO), penghargaan global untuk rumah sakit dengan standar tinggi dalam menangani pasien stroke. Selain itu, Siloam Ambulance Call Center (SACC) juga menjadi layanan pre-hospital untuk pasien stroke pertama di Indonesia yang meraih EMS Angels Award, yang dinilai berdasarkan kecepatan respons, kepatuhan terhadap protokol medis, serta efektivitas komunikasi dan koordinasi dengan rumah sakit.
“Ke depannya, Grup RS Siloam akan mengupayakan agar seluruh rumah sakit Siloam masuk dalam kategori Stroke Ready Hospitals agar dapat memberikan perawatan terbaik dan menyelamatkan lebih banyak nyawa,” ujarnya.