[CEK FAKTA] Benarkah Operasi Saraf Kejepit Bikin Lumpuh?

Terdapat metode operasi minim luka sayatan

Tangerang, IDN Times - Gangguan tulang belakang seperti saraf kejepit atau spinal stenosis lumbar merupakan suatu kondisi adanya penyempitan otot atau saraf pada tulang belakang. Umumnya, gangguan ini dapat ditangani hanya dengan pemberian obat atau fisioterapi apabila terindikasi gangguan ringan.

Namun, jika pasien sudah mengalami gejala berat seperti nyeri hebat yang menjalar, itu lantaran bantalan tulang belakang sudah mengalami pergeseran. Sehingga harus dilakukan penanganan lanjutan.

"Sayangnya, di Indonesia masih banyak masyarakat, terutama mereka yang terkena saraf terjepit, takut melakukan pengobatan secara medis. Karena ada mitos, bila sampai melakukan operasi pada tulang belakang, bisa menyebabkan lumpuh," kata Jephtah FL Tobing, Dokter Spesialis Bedah Ortopedi Konsultan Spine (tulang belakang) dari Rumah Sakit Siloam Lippo Village, Selasa (19/12/2023).

1. Presentase kelumpuhan saat operasi sangat kecil

[CEK FAKTA] Benarkah Operasi Saraf Kejepit Bikin Lumpuh?IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Jephtah mengungkapkan, presentase kelumpuhan saat operasi saraf kejepit sangat kecil dan sangat jarang terjadi, yakni kurang dari 5 persen.

“Itu pun misal cedera di tulang leher atau tulang punggung bagian atas akibat kecelakaan misalnya. Kalau karena saraf terjepit tidak menyebabkan kelumpuhan,” ujarnya.

2. Tidak semua saraf kejepit harus dilakukan operasi

[CEK FAKTA] Benarkah Operasi Saraf Kejepit Bikin Lumpuh?IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Jephtah menuturkan, banyak juga masyarakat yang takut ke dokter untuk memeriksakan keluhan nyeri lantaran takut dioperasi. Padahal tidak semua gejala nyeri pada tulang punggung bagian belakang hingga ke pinggang, belum tentu harus berakhir di meja operasi. Sebab 97 persen nyeri pinggang disebabkan oleh otot. Sehingga, pengobatannya hanya perlu terapi, minum obat yang diresepkan jika diperlukan. 

“Terpenting, datang dulu ke dokter yang tepat, biar diketahui penyebabnya. Jadi tidak semua harus dioperasi, bisa dengan fisioterapi, obat-obatan, jika memang sudah membahayakan sampai menyebabkan lumpuh, baru opsi dioperasi,”ujarnya.

3. Saraf kejepit bisa menyebabkan kaki mengecil

[CEK FAKTA] Benarkah Operasi Saraf Kejepit Bikin Lumpuh?IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Jephtah menjelaskan, saraf kejepit bisa menyebabkan seorang pasien akan merasakan nyeri luar biasa pada pinggangnya. Kemudian rasa nyeri tersebut menjalar sampai ke kaki, disertai dengan kesemutan atau kebas. Lalu bisa pada tahap selanjutnya disertai kelemahan kaki dan gangguan BAB atau BAK.

“Kalau sudah pada tahap gangguan BAB dan BAK, ini gangguannya bukan sembelit lagi, tapi udah loss, tiba-tiba saja ngompol, atau tiba-tiba BAB. Ditambah jalan sudah sulit, itu harus dioperasi,” katanya.

Kelemahan kaki bisa terjadi, diikuti oleh pengecilan ukuran kaki yang dirasakan menjalar akibat saraf terjepit. Hal ini disebabkan karena sudah tidak sempurnanya hantaran listrik dari otot.

“Ototnya mengecil karena hantaran listriknya sudah tidak bagus. Jadi kontraksi ototnya juga ikutan gak bagus. Jadi pasti, satu kakinya akan lebih mengecil,” ujarnya.

Meski begitu, hal tersebut masih bisa diobati dan kembali ke ukuran kakinya semula. Yakni dengan cara operasi saraf terjepit, kemudian lakukan fisioterapi, pasti bisa kembali lagi.

“Dengan catatan, selama belum lumpuh ya. Lakukan fisioterapi, dilatih, bisa balik lagi,” katanya.

4. Terdapat metode operasi lebih minim bekas luka

[CEK FAKTA] Benarkah Operasi Saraf Kejepit Bikin Lumpuh?IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Saat ini, penanganan pada saraf terjepit belakangan sudah lebih canggih dan maju. Biasanya bila metode endoscopic dipakai untuk operasi pengambilan kantong empedu saja, kini juga bisa untuk penanganan tulang belakang.

Jephtah menjelaskan, jika pasien sudah mengalami pergeseran bantalan tulang belakang atau nyeri yang menjalar, harus menjalani perawatan lebih lanjut dengan operasi tulang belakang endoskopi (Endoscopic Spine Surgery) yang saat ini dapat dilakukan di Rumah Sakit Siloam Lippo Village.

“Prosedur ESS saat ini dilakukan dengan menggunakan teropong untuk mengakses area tulang belakang dengan pendekatan minimal invasive surgery. Selain itu, teknik ini memungkinkan dokter untuk melihat lebih baik struktur tubuh yang diperbaiki tanpa harus banyak melukai jaringan kulit,” katanya.

Selain digunakan untuk pengobatan saraf terjepit, prosedur ini juga direkomendasikan untuk berbagai masalah tulang belakang lainnya seperti fraktur tulang belakang, peradangan sendi, hingga penyempitan saluran tulang belakang.

Lalu, teknik ESS ini dilakukan dengan menggunakan sayatan yang jauh lebih kecil dari operasi standar. Jephtah menyebut, luka sayatan yang dibuat hanya sebesar lubang kunci atau kurang dari 8 milimeter. Jika memang harus dijahit, hanya satu jahitan saja per lbang, dan hanya pedarahan 1 sampai 2 ml saja.

“Setelah tindakan selesai, pasien dianjurkan untuk melakukan pergerakan ringan seperti duduk atau berjalan untuk mempercepat pemulihan. Sebagian besar pasien dapat kembali ke rumah dalam waktu 24 jam setelah prosedur apabila tidak memiliki penyakit bawaan,” katanya. 

Selain itu, pasien juga disarankan untuk rutin melakukan fisioterapi selama masa penyembuhan, sehingga mengurangi risiko cedera berulang pada tulang belakang.

5. Cegah saraf terjepit dengan olahraga penguatan otot perut

[CEK FAKTA] Benarkah Operasi Saraf Kejepit Bikin Lumpuh?IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Sementara, saraf terjepit sebenarnya bisa dicegah sejak dini. Meski penyebabnya bisa karena salah posisi saat mengangkat beban berat, hingga karena penuaan. Ternyata olahraga bisa membantu untuk mencegah terjadinya saraf terjepit.

“Bisa, dengan cara olahraga. Terutama pada penguatan otot perut. Misalnya saja melakukan posisi plank,” ujar Jephtah.

Maya Aulia Aprilianti Photo Community Writer Maya Aulia Aprilianti

Let's still alive!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya