4 Cara Hadapi Kandidat Overqualified saat Rekrutmen, Jangan Ditolak ya

- Kandidat overqualified memiliki kekhawatiran gaji lebih tinggi, kebosanan, dan retensi rendah.
- Transparansi rekrutmen membantu kandidat memahami tantangan pekerjaan dan ekspektasi gaji.
- Negosiasi gaji, meninjau ulang kualifikasi, dan memahami motivasi kandidat penting saat menghadapi kandidat overqualified.
Pada saat melakukan proses rekrutmen, rekruter mungkin pernah mendapati kandidat yang overqualified. Kandidat overqualified adalah pelamar kerja yang mempunyai kompetensi, pengalaman dan pendidikan yang melampaui dari yang dipersyaratkan perusahaan untuk sebuah jabatan.
Nah, sebagian perekrut memilih untuk menolak kandidat overqualified dengan berbagai alasan. Antara lain: kekhawatiran ada harapan gaji yang lebih tinggi, perasaan bosan saat bekerja, hingga resiko retensi rendah. Termasuk kamu?
Meskipun ada sisi kekhawatiran dari sisi perusahaan, namun memperkerjakan karyawan overqualified memiliki beberapa keuntungan bagi perusahaan, diantaranya ketrampilan kerja yang mumpuni, kemampuan mengambil tanggung jawab lebih cepat, serta peningkatan kualitas pekerjaan.
Oleh sebab di atas, kamu jangan langsung menolak ketika menghadapi kandidat overqualified dalam proses rekrutmen. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan ketika menghadapi kandidat overqualified. Baca sebagai referensimu, ya!
1. Sampaikan dengan jujur dan terbuka

Menyampaikan pada kandidat bahwa dia overqualified adalah bagian dari transparasi rekrutmen. Tujuannya, kandidat bisa memahami tentang tantangan pekerjaan, ekspektasi gaji, dan ruang lingkup pekerjaan yang dilamar.
Kandidat juga akan lebih mudah untuk mengambil keputusan apakah akan menerima tawaran pekerjaan tersebut dengan segala konsekuensinya atau tidak. Jika pada akhirnya kandidat tidak jadi direkrut, maka perusahaan masih memiliki peluang untuk menawarkan posisi lain yang lebih sesuai di masa depan karena sudah adanya transparasi sejak awal.
2. Negosiasi

Salah satu kekhawatiran perusahaan pada kandidat over kualifikasi adalah harapan gaji yang mungkin berada di atas nominal anggaran perusahaan. Jika demikian, maka sebagai rekruter kamu bisa membuka proses negosiasi.
Kamu bisa menawarkan benefit lain di luar gaji yang bisa menjadi pertimbangan bagi kandidat. Misalnya adanya fasilitas antar-jemput karyawan, jam kerja yang fleksibel atau hal lain yang kiranya menarik bagi kandidat.
Kamu juga perlu meninjau ulang kualifikasi kandidat overqualified tersebut. Jika kandidat overqualified memiliki kualifikasi yang sangat berarti dan dibutuhkan perusahaan, maka kamu dan tim perlu mempertimbangkan untuk menawarkan gaji lebih tinggi dari anggaran sebelumnya dengan tetap mengacu pada struktur upah perusahaan dan anggaran yang tersedia. Namun jika memang penawaran gaji tidak bisa dinaikkan, maka jelaskan keterbatasan perusahaan dengan jujur.
3. Kamu perlu fokus pada komitmen kandidat

Perusahaan perlu mengetahui apa motivasi mendalam kandidat overqualified melamar pada pekerjaan tersebut. Misalnya apakah kandidat ingin mencari keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan, terkait lokasi kerja atau kompensasi gaji yang lebih tinggi.
Mengetahui motivasi kandidat overqualified membantu perusahaan dalam membuat keputusan rekrutmen. Apakah kandidat tersebut memang benar-benar sesuai untuk pekerjaan tersebut atau tidak. Dengan begitu perusahaan dapat memastikan bahwa kandidat overqualified dapat berkontribusi jangka panjang nantinya.
4. Tawarkan alternatif atau rekomendasi

Kandidat overqualified mempunyai potensi untuk dapat berkontribusi secara signifikan pada perusahaan. Meskipun pada akhirnya kandidat tersebut tidak bisa menempati posisi yang dilamar sebelumnya, jangan begitu saja menolaknya.
Kamu bisa menawarkan posisi yang lebih sesuai di masa mendatang dengan tetap menyimpan data diri dan kontaknya. Jika memungkinkan kamu bisa menawarkan kandidat overqualified ke departemen lain yang dirasa lebih sesuai dan membutuhkan.
Menghadapi kandidat overqualified saat proses rekrutmen bukan perkara sederhana. Dibutuhkan strategi khusus agar tidak sampai salah langkah dalam pengambilan keputusan proses rekrutmen. Semoga membantu!