2. Peka terhadap perbedaan

ilustrasi orang saling berpegang tangan (pexels.com/Thirdman)

Dalam sebuah tim, kamu tentu saja akan menghadapi berbagai perbedaan. Penting untuk menghadapi perbedaan tersebut.

Kesadaran dan pemahaman atas perbedaan budaya, nilai, dan gaya kerja dapat membantu menghindari konflik yang tidak perlu. Berusaha memahami latar belakang dan prespektif orang lain juga akan membantu meningkatkan kolaborasi di dalam tim.

3. Menjaga emosi

ilustrasi orang berdebat (pexels.com/Yan Krukau)

Baca Juga: Cegah Obesitas, Warga Kota Tangerang Bisa Gunakan Poli Gizi Puskesmas

Menghadapai konflik sering kali memicu rasa emosi. Demi mengelola konflik dengan baik, kamu perlu menjaganya agar tetap terkendali. Hindari bersikap secara implusif atau agresif.

Perbedaan-perbedaan di tempat kerja itu adalah hal wajar dan sudah seharusnya kamu hadapi dengan tenang saja. Agar tidak berkepanjangan, kamu harus fokus pada solusi masalah.

4. Temukan titik kesamaan

ilustrasi orang berdiskusi (pexels.com/Alena Darme)

Banyak cara untuk menyelesaikan konflik yang ada, Salah satunya dengan menemukan titik kesamaan. Cobalah cari dari berbagi prespektif yang dapat menengahi masalah.

Kenali konflik yang ada untuk mengetahui titik tujuan yang sama agar dapat menentukan pilihan yang memuaskan semua pihak. Dengan begitu, kamu bisa fokus pada pekerjaan yang ada.

5. Pertimbangkan kembali prioritas

ilustrasi komunikasi pekerjaan (pexels.com/fauxels)

Untuk menanggapi konflik, kamu perlu melihat seberapa penting hal tersebut. Tanyakan pada diri sendiri apakah konflik tersebut sepadan dengan dampaknya terhadap pekerjaan atau hubungan tim secara keseluruhan.

Dengan penilaian tersebut, kamu dapat menghindari konflik yang tidak perlu. Hal itu juga akan memaksimalkan waktumu dalam bekerja.

6. Mediasi

ilustrasi berjabat tangan (pexels.com/Thirdman)

Mediasi adalah penyelesaian masalah dengan mengikutsertakan pihak ketiga. Pada dunia kerja, hal itu juga perlu dilakukan ketika ada konflik internal.

Kamu bisa bisa menimbang untuk menghadirkan pihak yang lebih netral sebagai penengah ketika ada konflik yang berat. Mediator tersebut bisa dengan manajer atau jajaran atasan lainnya yang dapat menemukan kesepakatan bersama.

Baca Juga: 5 Cara Mendapat Restu Orangtua atas Rencana dan Mimpimu

7. Pembelajaran

ilustrasi menulis (pexels.com/Ivan Samkov)

Lihatlah konflik sebagai sarana belajar untuk berkembang. Pembelajaran juga menjadi alasan dalam mengelola konflik di tempat kerja. Dengan pembelajaran atau evaluasi tersebut, kamu bisa melihat bagaimana konflik terjadi dan cari pelajaran dari situasi tersebut.

Kamu juga bisa menggunakan keterampilan interpersonal dari pengalaman tersebut untuk memperbaiki hubungan dan kerja sama di tempat kerja.

Dengan menerapkan cara ini, kamu bisa lebih mengelola konflik di tempat kerja. Bagaimana pun, konflik memang tidak bisa dihindari. Namun, dengan konflik tersebut, kamu akan mendapatkan banyak pelajaran untuk meningkatkan performa kerjamu.