TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Pernikahan Gak Menarik Bagi sejumlah Orang

Beberapa orang menilai, pernikahan itu hanya pelengkap

Ilustrasi orang mencopot cincin (freepik.com/freepik)

Pernikahan seringkali dianggap sebagai tonggak penting dalam kehidupan. Meski  demikian, bagi beberapa orang, ekspektasi yang melingkupi bahtera pernikahan  itu justru bisa menimbulkan keraguan dan ketakutan.

Apakah pernikahan benar-benar membawa kebahagiaan bagi semua orang? Untuk sebagian individu, ada faktor-faktor tertentu yang membuat pernikahan tampak kurang menarik atau bahkan mengintimidasi.

Sedikitnya, ada 5 hal yang dapat membuat sebagian orang merasa pernikahan kurang menarik untuk dilakukan. Alasannya, beragam, mulaia dari keterbatasan kebebasan hingga pengalaman masa lalu yang mempengaruhi, setiap individu memiliki perspektif unik terhadap hubungan ini.

Berikut penjelasannya. 

Baca Juga: Tampak Sepele, 5 Hal Ini Bisa Bikin Anak Jadi Narsistik

1. Kebebasan jadi terbatas

Terkadang, keterbatasan kebebasan menjadi salah satu hal yang membuat beberapa orang kurang tertarik dengan pernikahan. Saat memasuki ikatan pernikahan, keputusan dan kehidupan sehari-hari tidak lagi hanya tentang dirimu sendiri, tetapi juga tentang pasanganmu.

Nah, hal itu bisa membuat seseorang merasa terkekang karena sebelumnya terbiasa dengan kebebasan penuh dalam pengaturan hidup.

Selain itu, dalam pernikahan, aspek kebebasan untuk menjalani kehidupan sosial juga bisa menjadi tantangan. Beberapa orang mungkin merasa terbatas dalam bertemu teman-teman atau menjalin hubungan sosial di luar pasangan. Meskipun hal ini bisa menjadi wajar dalam dinamika pernikahan, bagi sebagian individu, hal ini dapat menjadi faktor yang membuat pernikahan kurang menarik.

2. Tanggung jawab finansial

Salah satu aspek yang membuat seseorang menganggap pernikahan kurang menarik adalah adanya tanggung jawab finansial bersama, di mana pasangan harus berbagi beban pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari, tagihan, dan persiapan masa depan. Bagi beberapa individu, hal ini bisa mengurangi kebebasan finansial yang sebelumnya mereka nikmati saat hidup sendiri.

Tanggung jawab finansial juga dapat menciptakan tekanan atau konflik di antara pasangan jika tidak diatur dengan baik. Misalnya, perbedaan dalam gaya pengeluaran atau sikap terhadap uang bisa menjadi sumber ketegangan. Pemahaman yang seimbang dan komunikasi terbuka tentang tanggung jawab finansial sangat penting dalam menjaga keharmonisan pernikahan.

3. Ada ketakutan bakal kehilangan identitas pribadi

Beberapa orang merasa khawatir bahwa pernikahan dapat mengaburkan identitas mereka sebagai individu yang unik. Masuk ke dalam ikatan pernikahan seringkali dianggap sebagai langkah besar yang mempengaruhi bagaimana seseorang menjalani hidupnya secara pribadi. Ini adalah waktu di mana mencari keseimbangan antara hubungan yang mendalam dengan pasangan dan menjaga keaslian diri menjadi penting.

Selain itu, ada juga tekanan untuk mengikuti norma-norma sosial atau harapan tertentu dalam pernikahan. Misalnya, wanita sering kali merasa terjebak dengan peran tradisional yang diharapkan, sementara pria mungkin merasa terbatas dalam mengekspresikan diri secara bebas.

Terbuka dan jujur dengan pasangan tentang harapan dan kekhawatiran ini dapat membantu memperkuat kedekatan serta menjaga identitas pribadi masing-masing tetap kuat dalam dinamika pernikahan.

Baca Juga: 6 Sikap Orangtua yang Gak Boleh Ditunjukkan Saat Anak Gagal di Ujian

4. Pengalaman negatif dari penikahan orangtua

Pengalaman buruk yang terlihat dari pernikahan orangtua bisa membekas dalam pikiran seseorang, memunculkan keraguan tentang apakah pernikahan itu benar-benar membawa kebahagiaan. Bagi sebagian individu, melihat konflik atau ketidakcocokan dalam pernikahan orangtua menjadi faktor penolak untuk menjalani komitmen serupa. Pengalaman masa lalu ini dapat memengaruhi harapan seseorang terhadap kehidupan pernikahan mereka sendiri, menciptakan keraguan yang sulit diatasi.

Tak hanya itu, melalui pengalaman orangtua, seorang individu dapat belajar pentingnya komunikasi dan komitmen yang kuat dalam menjalin hubungan. Namun, pengalaman negatif juga bisa menimbulkan kecemasan tentang kemungkinan mengulangi pola yang sama. 

5. Pilihan gaya hidup alternatif

Bagi beberapa individu, pernikahan dianggap sebagai konvensi yang membatasi eksplorasi dan kebebasan untuk menjalani kehidupan alternatif yang lebih unik dan bebas. Mereka mungkin bermimpi untuk mengejar karier atau pengalaman yang di luar jalur yang umumnya dianggap dalam pernikahan.

Gaya hidup alternatif mencakup kebebasan untuk mengeksplorasi minat dan hobi tanpa batasan sosial atau tanggung jawab keluarga.

 

Beberapa orang mungkin khawatir bahwa pernikahan akan menghambat kesempatan untuk meraih impian pribadi atau mengeksplorasi dunia dengan cara yang lebih spontan. Namun, dengan komunikasi terbuka dan kemitraan yang kuat antara pasangan, banyak pilihan gaya hidup alternatif masih dapat diintegrasikan ke dalam kehidupan pernikahan yang bahagia dan memuaskan.

Verified Writer

Sandria Barqi Habib Asmartha Zam Zam

Writer IDN Times Hal yang disukai : Tidur [Hal yang gak disukai : Ketika tidur saya di ganggu] IG : @sandriabhazz

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya