Stop Jadi People Pleaser! Terapkan 4 Cara Ini

Jangan sampai kebaikanmu dimanfaatkan!

Apakah kamu sering melakukan sesuatu untuk memuaskan kehendak atau keinginan orang lain? Hal tersebut sebenarnya baik-baik saja, namun akan jadi masalah ketika tindakan itu malah mempersulit diri sendiri.

Jika dilakukan terus-menerus, hal ini bukan hanya mempengaruhi keseharian, tapi juga berpotensi mengganggu kesehatan mental, lho.

Untuk menghindari dampak buruk tersebut, kamu perlu memahami bahwa menyenangkan hati semua orang adalah suatu ketidakmungkinan. Maka dari itu, terapkan cara-cara berikut agar lebih mudah mengendalikan diri hingga berhenti jadi people pleaser.

Baca Juga: 5 Cara Mendapat Restu Orangtua atas Rencana dan Mimpimu

1. Kamu harus berani menyampaikan pendapat meski bertentangan

Stop Jadi People Pleaser! Terapkan 4 Cara IniIlustrasi berbincang (by Buro Millennial on Pexels)

Tidak peduli seberapa dekat hubungan antar individu, kamu akan selalu menemukan pendapat serta sudut pandang yang beragam. Perbedaan merupakan hal yang lumrah, bahkan dari lingkup terkecil pun banyak perbedaan yang sering ditemukan. 

Keberanian mengutarakan pendapat sangat diperlukan agar orang lain memahami sudut pandang yang kamu miliki. Meski kadang bertentangan, menyampaikan pendapat dengan bahasa dan gestur yang tegas tentunya akan lebih mudah diterima.

Hal ini perlu dilakukan agar orang lain paham bahwa dirimu tak akan selamanya mengikuti keinginan mereka, terutama jika tidak sesuai dengan prinsip atau sudut pandang yang dimiliki.

2. Berani menolak

Stop Jadi People Pleaser! Terapkan 4 Cara IniIlustrasi penolakan (by SHVETS production on Pexles)

Kemampuan untuk berani menolak merupakan hal paling dasar yang harus dimiliki agar seseorang berhenti jadi people pleaser. Pahami bahwa memenuhi kebutuhan serta keinginan orang lain bukan tanggung jawabmu. Kamu hanya perlu menolong semampunya tanpa memaksakan diri. 

Perasaan tidak enak untuk menolak akan membuat orang lain terbiasa mengandalkan atau memanfaatkan kebaikanmu dalam berbagai situasi. Tentunya hal tersebut akan jadi toxic untuk diri sendiri. Alih-alih kesenangan yang didapat dari menolong orang lain, justru pada akhirnya kamu berpotensi menyalahkan diri sendiri karena tidak memiliki keberanian untuk menolak.

3. Buat batasan!

Stop Jadi People Pleaser! Terapkan 4 Cara IniIlustrasi peringatan (by Sound On: on Pexels)

Jangan segan untuk menunjukkan sikap tegas kepada orang lain! Buat mereka paham mengenai apa yang kamu suka dan tidak suka, serta sejauh apa hal-hal yang bisa ditoleransi. Selain membuat orang lain mengerti batasanmu, hal ini juga tentunya membuat dirimu jadi lebih dihargai oleh sekitar.

Jika sudah berhasil membuat batasan, sudah pasti kamu bukan lagi seorang people pleaser. Bahkan hal ini bisa secara otomatis mendorong mundur orang-orang yang hanya memanfaatkan kebaikanmu. Cocok sekali diterapkan oleh orang-orang yang sering merasa tidak enak untuk menolak secara langsung.

4. Tinggalkan lingkungan toxic

Stop Jadi People Pleaser! Terapkan 4 Cara Iniilustrasi lingkungan kerja (by Fox on Pexels)

Lingkungan yang baik akan menghargai orang lain serta batasannya. Jika suatu lingkungan malah menyudutkanmu saat kamu memiliki perbedaan pendapat, melakukan penolakan, atau membuat batasan, segera tinggalkan! Tempatkan dirimu di lingkungan yang bisa mendukung serta menghargai keberadaanmu. 

Pahami bahwa setiap orang memiliki keleluasaan untuk memilih lingkar pertemanan atau relasi masing-masing. Tentunya seseorang akan merasa nyaman jika berada di lingkaran yang tepat. Sebaliknya, berada di lingkungan yang toxic akan membuat seseorang merasa tertekan.

Tidak ada salahnya memprioritaskan diri sendiri dalam kondisi tertentu. Itulah hal-hal yang perlu diterapkan agar seseorang berhenti jadi people pleaser. Jika saat ini kamu masih merasa tidak enakan, yuk coba diubah pelan-pelan.

Baca Juga: 3 Peran Wajib Anak Pertama dalam Dinamika Keluarga, Kamu Harus Tahu!

Dhini Chalista Photo Community Writer Dhini Chalista

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya