Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bermain di pantai (pexels.com/kampusproduction)

Intinya sih...

  • Pentingnya menggunakan sunscreen untuk melindungi kulit dari sinar UV yang bisa menyebabkan sunburn, hiperpigmentasi, dan meningkatkan risiko kanker kulit.
  • Berjemur dengan bijak, batasi waktu berjemur terutama pada pukul 10 pagi hingga 4 sore, gunakan payung atau pakaian pelindung, dan hindari terbakar.
  • Membersihkan tubuh dari garam laut setelah berenang, menjaga kelembapan kulit dengan pelembap dan minum air putih yang cukup.

Pantai memang selalu jadi destinasi favorit untuk melepas penat. Angin sepoi-sepoi, deburan ombak, dan hangatnya sinar matahari menciptakan suasana yang menyenangkan. Namun, di balik keindahannya, pantai juga menyimpan potensi risiko bagi kesehatan kulitmu.

Jika kamu tidak berhati-hati, liburan yang seharusnya menyenangkan bisa berubah jadi mimpi buruk karena berbagai masalah kulit seperti sunburn, iritasi, atau bahkan penuaan dini.

Oleh karena itu, penting untuk mengetahui kesalahan apa saja yang sering dilakukan orang saat pergi ke pantai dan bisa merusak kulit mereka. Banyak dari kita mengabaikan hal-hal kecil yang ternyata berdampak besar terhadap kesehatan kulit. Berikut ini adalah 5 kesalahan umum yang perlu kamu hindari agar kulitmu tetap sehat dan terlindungi selama liburan di pantai yang disarikan dari Proactivevacations.com, onthebeach.co.uk, dan ndtv.com.

1. Tidak menggunakan sunscreen

ilustrasi menggunakan susncreen (pexels.com/pixabay)

Kesalahan paling fatal adalah tidak memakai sunscreen sama sekali. Sinar UV dari matahari bisa menembus kulit dan merusaknya secara perlahan. Tanpa perlindungan yang memadai, kulitmu bisa mengalami sunburn, hiperpigmentasi, dan dalam jangka panjang meningkatkan risiko kanker kulit.

Ada orang yang mengira bahwa mendung atau cuaca yang tidak terlalu panas membuat sunscreen tidak diperlukan, padahal sinar UV tetap bisa merusak kulit. Lebih parah lagi jika kamu memakai sunscreen tapi tidak mengaplikasikannya dengan benar.

Sunscreen sebaiknya digunakan 15–30 menit sebelum terpapar sinar matahari dan dioles ulang setiap dua jam, terutama setelah berenang atau berkeringat. Gunakan sunscreen dengan SPF minimal 30 yang tahan air untuk perlindungan optimal. Jangan lupa mengoleskannya ke area seperti telinga, leher, dan kaki yang sering terlupakan.

2. Terlalu lama berjemur

ilustrasi bermain di pantai (pexels.com/pixabay)

Ada sebagian orang yang beranggapan bahwa berjemur selama berjam-jam akan memberikan warna kulit tan yang cantik. Namun, kenyataannya, terlalu lama berjemur tanpa perlindungan justru mempercepat proses penuaan kulit dan meningkatkan risiko terbakar. Kulit yang menggelap akibat paparan sinar UV sebenarnya adalah tanda bahwa kulitmu sedang berusaha melindungi dirinya dari kerusakan.

Berjemur boleh-boleh saja, tapi lakukan dengan bijak. Kamu perlu membatasi waktu berjemur, terutama pada pukul 10 pagi hingga 4 sore, saat sinar UV berada pada puncaknya. Kamu juga bisa menggunakan payung atau pakaian pelindung jika kamu ingin tetap di pantai tanpa harus terus-menerus terkena sinar matahari. Ingat, kulit sehatmu jauh lebih penting daripada sekadar warna kulit cokelat yang instan.

3. Tidak membersihkan kulit setelah bermain di pantai

ilustrasi bermain di pantai (pexels.com/pixabay)

Air laut mengandung garam dan berbagai mineral yang bisa membuat kulit menjadi kering dan kasar jika tidak segera dibersihkan. Setelah bermain di laut, banyak orang langsung berjemur atau kembali ke aktivitas lain tanpa membilas tubuhnya terlebih dahulu. Ini bisa menyebabkan iritasi, gatal, bahkan menumpuknya kotoran yang memperparah kondisi kulit.

Biasakan segera membilas tubuh dengan air bersih setelah berenang di laut. Jika memungkinkan, gunakan sabun ringan yang mampu mengangkat sisa garam tanpa membuat kulit semakin kering. Setelah mandi, oleskan pelembap untuk mengembalikan kelembapan kulit yang hilang akibat paparan air asin dan angin pantai. Ini akan membantu menjaga kelembutan dan elastisitas kulitmu.

4. Kamu mengabaikan kelembapan kulit

ilustrasi pantai(pexels.com/isabellabernotti)

Pantai yang panas dan angin laut yang kering bisa menyebabkan kulit cepat kehilangan kelembapannya. Sayangnya, sebagian orang fokus pada sunscreen dan melupakan pentingnya menjaga hidrasi kulit. Kulit yang dehidrasi akan terlihat kusam, terasa kasar, dan rentan mengalami iritasi serta mengelupas setelah terpapar matahari.

Untuk mencegah ini, pastikan kamu membawa dan rutin mengoleskan pelembap atau body lotion yang cocok dengan jenis kulitmu. Pilih produk yang mengandung bahan seperti aloe vera, glycerin, atau hyaluronic acid yang dapat menenangkan dan melembapkan kulit. Jangan lupa juga untuk minum air putih yang cukup agar kelembapan kulitmu terjaga dari dalam.

5. Kamu menggunakan produk perawatan yang tidak sesuai

ilustrasi bermain di pantai (pexels.com/pixabay)

Saat pergi ke pantai, rutinitas perawatan kulitmu seharusnya berbeda dengan hari biasa. Beberapa orang tetap menggunakan produk-produk yang mengandung bahan aktif, seperti AHA, BHA, atau retinol sebelum ke pantai. Padahal bahan-bahan ini bisa membuat kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari dan berpotensi menyebabkan iritasi yang parah.

Sebagai gantinya, pilih produk perawatan yang lembut dan fokus pada perlindungan serta hidrasi kulit. Hindari eksfoliasi atau penggunaan masker yang keras sehari sebelum atau sesudah ke pantai. Biarkan kulitmu dalam kondisi seimbang dan tenang, karena paparan sinar matahari dan air laut saja sudah cukup memberikan tekanan tersendiri bagi kulitmu.

Pergi ke pantai memang menyenangkan, tapi jangan sampai kebahagiaan liburanmu harus dibayar mahal dengan rusaknya kondisi kulit. Banyak kesalahan kecil yang tanpa sadar sering dilakukan dan ternyata berdampak besar bagi kesehatan kulit, mulai dari lupa pakai sunscreen hingga salah memilih produk skincare

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team