IDN Times/Maya Aulia Aprlianti
Sementara itu, Rektor Binus University Nelly, menyatakan peran artificial intelligence (AI) terus meningkat di berbagai sektor, mulai dari kesehatan hingga pendidikan dan ekonomi. Di balik kemajuan ini, tantangan besar yakni menciptakan ekosistem transfer teknologi yang inklusif dan berkelanjutan harus diberikan perhatian.
Untuk itu, pihaknya berkomitmen membina dan memberdayakan masyarakat untuk membangun dan melayani bangsa, dengan harapan setiap lulusan dapat menghasilkan karya yang relevan dan bermanfaat bagi masyarakat.
"Saat ini, banyak riset yang dihasilkan perguruan tinggi dinilai baik secara akademis, tetapi belum terintegrasi dengan industri secara optimal," ungkapnya.
Sementara itu, CEO Digital Tech Ecosystem & Development Sinar Mas Land Irawan Harahap mengatakan, kolaborasi antara industri dan akademisi menjadi semakin penting dalam menjawab tantangan ini dan mendorong inovasi yang dapat dikomersialisasi. Dari perspektif industri, kecepatan dan efisiensi implementasi adalah prioritas utama untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, terutama dalam sektor properti yang memiliki banyak pemangku kepentingan.
"Sinar Mas Land menjalankan transformasi digital melalui dua jalur utama, yakni investasi pada startup dan riset internal," katanya.
Dalam proses ini, pihaknya menghadapi beberapa tantangan yang konkret, termasuk bagaimana mengintegrasikan aplikasi residensial dengan AI, kebutuhan untuk mendeteksi titik dan panjang Fiber Cut di proyek kabel optik, serta menciptakan smart building yang berfungsi sebagai digital twin yakni bangunan yang dilengkapi teknologi digital berupa replika virtual yang akurat, sehingga dapat meningkatkan efisiensi energi, pengelolaan fasilitas, dan kenyamanan penghuni.
"Melalui diskusi panel ini, kami berharap dapat menggali potensi dan strategi terbaik dalam memanfaatkan teknologi, khususnya AI, untuk membangun ekosistem transfer teknologi yang bermanfaat bagi semua pihak," kata dia.