Debus, Seni Beli Diri Ekstrem dan Unik dari Banten

Simak sejarah dan dan perkembangan singkat debus khas Banten

Debus adalah seni bela diri yang dikenal dari provinsi Banten. Uniknya, seni bela diri ini merupakan penggabungan tarian, suara, hingga magis. 

Kesenian ini dikenal sebagai kesenian sangat ekstrim, namun sangat unik dan menarik, karena menunjukkan kemampuan tubuh manusia untuk menjadi kebal terhadap segala jenis senjata, baik senjata tajam maupun benda keras, bara api dan lain-lain.

Simak nih beberapa hal yang perlu kamu ketahui mengenai debus, seperti disarikan dari berbagai sumber. 

1. Makna di balik kata "debus"

Debus, Seni Beli Diri Ekstrem dan Unik dari BantenSeniman debus berdiri di atas golok (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

Dikutip dari situs kebudayaan.kemdikbud.go.id, kata "debus" sebenarnya merujuk pada nama sebuah alat yang terbuat dari besi sepanjang 40 cm dengan ujung yang runcing.

Pada pangkal alat ini, ada alas (dudukan) dari kayu yang diperkuat dengan lilitan pelat baja, agar tidak cepat terbelah jika dipukul. Nah, dalam permainan besi itu ditusukan ke bagian-bagian tubuh, bahkan di palu bagian pangkalnya, agar bisa menembus bagian-bagian tubuh yang ditusuk.

Anehnya, walaupun tubuhnya tertembus alat itu pemain tidak merasa sakit dan tidak mengalami cedera, padahal dialaminya dalam keadaan sadar. Kini, kata "debus' pun memiliki makna yang lebih luas, yakni "tembus". 

2. Atraksi debus, dari makan paku sampai menusuk perut dengan tombak

Debus, Seni Beli Diri Ekstrem dan Unik dari Bantenhttps://pixabay.com/photos/attractions-debus-show-3530485/

Beberapa pertunjukan Debus yang paling sering dilakukan adalah adegan memakan paku atau gelas, menusuk perut dengan tombak atau senjata tajam lainnya, memotong anggota badan dengan pisau atau parang, memakan api, menusukkan jarum kawat di lidah, kulit pipi atau pelengkap lainnya.

Demonstrasi debus lainnya antara lain menyiram badan dengan air raksa, sehingga baju rusak tetapi kulit tetap utuh, juga menggoreng telur di kepala, membakar badan dengan api, menaiki tangga atau tembok yang terbuat dari daun parang tajam, dan berguling-guling di patahan dan potongan kaca.

Pertunjukkan debus sangat membuat banyak orang penasaran karena tidak terjadi pendarahan sedikit pun atau bahkan tidak melukai pemain.

3. Pemain debus diharuskan menjalani serangkaian tahapan ritual

Debus, Seni Beli Diri Ekstrem dan Unik dari BantenDebus Banten. (IDN Times/Muhammad Iqbal)

Atraksi debus biasanya diiringi musik yang dipandu oleh pemimpin debus yang biasa disapa Syech. Pemain debus rata-rata dalam satu atraksi berjumlah 12 hingga 15 pemain.

Sebelum melakukan atraksi, ketua Paguyuban Debus akan melantunkan lagu-lagu berupa doa dan mantra dengan durasi yang relatif lama. Setelah itu, guru atau ketua perkumpulan debus dan pelaku debus lainnya berangsur-angsur hilang kesadaran. Selama pertunjukan, ada satu orang yang ditugaskan untuk berdzikir memohon perlindungan kepada Tuhan agar atraksi debus berjalan lancar.

Pemain debus diharuskan menjalani serangkaian tahapan ritual jika ingin menjadi ahli debus. Beberapa ritual yang dimaksud adalah puasa selama 40 hari, melakukan pertapaan atau meditasi di Gunung Julang Pandeglang, Jawa Barat, menyembelih ayam hitam atau ayam cemani, dan mandi tengah malam di 7 sumur yang telah disucikan.

Ritual - ritual tersebut harus dilakukan secara berurutan. Namun, tidak sedikit yang gagal dalam menjalankan ritual - ritual tersebut, yang akhirnya berujung pada gangguan kejiwaan. Oleh karena itu, seorang calon pemain debus harus memiliki kekuatan mental dan fisik yang benar-benar prima.

4. Sejarah singkat debus

Debus, Seni Beli Diri Ekstrem dan Unik dari BantenBanten lama (Wikipedia.org/Johann Theodor de Bry (1560-1623) and Johann Israel de Bry (1565-1609))

Dikutip dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, ketika memegang tampuk pemerintahan di Kesultanan Banten, Sultan Agung Tirtayasa sengaja diciptakan satu bentuk latihan bagi prajurit Banten. Latihan ini berupa strategi dan latihan perang atau perkelahian dengan menggunakan alat yang disebut debus. Prajurit jug diajarkan untuk bertarung dengan alat lain, pedang, golok, keris, tombak, dan sebagainya.

Dalam latihan itu mereka berpasang-pasangan, kadang perang cambuk. Dengan ketabahan, keuletan, dan keimanan yang kuat kepada Tuhan mereka dapat mengatasi segala ujian itu. Jadi pada mulanya Debus diciptakan untuk mempertahankan negara (peperangan). Karena debus sudah ada sejak abad ke 17 tentu saja Debus termasuk permainan rakyat yang berusia cukup tua.

Ada pendapat lain yang juga menyebut, kesenian yang disebut sebagai debus ini ada hubungannya dengan tarikat Rifaiah yang dibawa oleh Nurrudin Ar-Raniry ke Aceh pada abad ke-16. Para pengikut tarikat ini ketika sedang dalam kondisi epiphany (kegembiraan yang tak terhingga karena “bertatap muka” dengan Tuhan), kerap menghantamkan berbagai benda tajam ke tubuh mereka.

Filosofi yang mereka gunakan adalah “lau haula walla Quwata ilabillahil ‘aliyyil adhim” atau tiada daya upaya melainkan karena Allah semata. Jadi, kalau Allah mengizinkan, maka pisau, golok, parang atau peluru sekalipun tidak akan melukai mereka.

Baca Juga: 9 Atraksi Kesenian Debus Banten yang Unik dan Bikin Deg-degan

5. Fungsi debus saat ini sebatas hiburan semata

Debus, Seni Beli Diri Ekstrem dan Unik dari BantenDebus Banten. (IDN Times/Muhammad Iqbal)

Awalnya kesenian ini juga berfungsi untuk menyebarkan ajaran Islam. Namun, pada masa penjajahan Belanda dan pada saat pemerintahan Sultan Agung Tirtayasa, seni ini digunakan untuk membangkitkan semangat pejuang dan rakyat Banten untuk melawan Belanda.

Dewasa ini, seiring dengan perkembangan zaman, kesenian ini hanya berfungsi sebagai sarana hiburan semata.

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya