Mengenal Dogdog Lojor, Alat Musik Tradisional Masyarakat Banten

Pernahkah kamu mendengarkan dan melihat alat musik dogdog lojor? Alamat musik ini khas dari Banten, khususnya dari bagian selatan.
Sesuai namanya, alat ini dimainkan dengan cara dipukul, sehingga berbunyi 'dog dog'. Sedangkan 'lojor' artinya panjang.
Simak nih penjelasannya, seperti disarikan dari beberapa sumber.
1. Bentuk dogdog lojor
Alat musik satu ini terbuat dari kayu ini berbentuk silinder memanjang. Bagian tengahnya dibuat berongga, dengan salah satu sisinya dilapisi selaput kulit kambing. Kulit kambing diregangkan dengan menggunakan tali yang diikat dengan kulit bambu. Tingkat atenuasi kulit kambing menentukan suara yang dihasilkan.
2. Diduga, alat musik ini berkembang pertama kali di Lebak
Dogdog lojor diduga berkembang pertama kali di Lebak, Banten sisi selatan. Alat musik ini menjadi salah satu pengiring dalam ritual adat masyarakat setempat, seperti seren taun.
Seren taun merupakan upacara syukuran untuk hasil panen padi yang dirayakan masyarakat Sunda.
Awalnya, permainan dogdog lojor hanya dimainkan secara khidmat sehingga penyelenggaraannya pun tidak boleh sembarang tempat, hanya boleh dilakukan di lokasi – lokasi tertentu. Namun, seiring waktu permainan alat musik ini menjadi permainan hiburan yang dilakukan dengan suka cita.
Baca Juga: Tradisi Seba Baduy sebagai Bentuk Ungkapan Rasa Syukur
3. Variasi dogdog lojor, kini jadi nama tarian
Kini, dogdog lojor sering dimainkan bersama dengan alat musik lainnya untuk menambah keindahan nada dan semarak.
Salah satu variasi pengembangan fungsi instrumen diwujudkan dengan prosesi ngadu dogdog. Dalam prosesi ini, dua kelompok pemain dogdog lojor dan angklung saling berhadapan dan mengadu ketangkasan. Setiap upaya untuk memukul dogdog milik lawannya. Kontes kelincahan dibalut dengan gaya humor menjadi tontonan untuk menghibur penonton.
Penampilan musik dengan Dogdog lojor dengan alat musik pengiring lainnya biasanya dilakukan sambil menari dan melompat – lompat sembari menabuh alat musik yang dipegang masing – masing.
Selain ngadu dogdog, alat musik tradisional ini juga dikembangkan menjadi sebuah tarian. Tari kreasi yang diadaptasi dari alat music ini bernama Tari Dogdog lojor.
4. Dogdog pun kini dipakai dalam berbagai permainan tradisional hingga tradisi
Sedangkan perkembangan penggunaan dogdog selanjutnya, meliputi ucing-ucingan, oray-orayan, ngadu bedug/dogdog, dan ngadu domba/biri-biri.
Permainan ucing-ucingan merupakan permainan tradisional Jakarta khususnya dari daerah Ciracas, Jakarta Timur. Permainan ini menggambarkan perburuan seekor anjing yang mengejar kucing dalam lingkaran dengan para pemain berpegangan pada pagar satu sama lain.
Permainan tradisional oray-orayan adalah permainan anak laki-laki dan perempuan yang dikenal sejak zaman dahulu. Selain unsur edukatif (paduan suara, olah raga dan kepekaan) game ini juga mengandung hiburan yang menyenangkan bagi anak-anak.
Tradisi ngadu bedug merupakan salah satu kebiasaan masyarakat muslim di wilayah Banten yang dilaksanakan saat menyambut dan memperingati hari besar Islam. Tradisi Ngadu Bedug merupakan wujud rasa syukur masyarakat muslim Banten dalam menyambut dan memperingati hari besar Islam.
Ngadu domba adalah lomba ketangkasan domba atau biri – biri. Biasanya pemilik domba akan menghiasi domba sebelum kontes dimulai.
5. Gak sembarangan, ada aturan dalam memainkan dogdog lojor
Dogdog lojor merupakan alat musik yang dianggap sakral dan dimainkan di beberapa upacara adat berdampingan dengan alat musik lainnya. Dogdog lojor sendiri memiliki aturan bagi yang akan memainkannya.
Masyarakat setempat mempercayai bahwa Dogdog lojor hanya boleh dimainkan oleh para kaum laki – laki dengan jumlah pemain maksimal 12 orang, yang terdiri dari 3 pemain bedug pelengkap dan 9 pemain dogdog.
Seiring perkembangan zaman alat musik ini juga boleh dimainkan oleh kaum perempuan.