Tradisi yang Kamu Jumpai di Banten Saat Ramadan

Kamu pernah melakukan salah satunya?

Dalam menyambut bulan Ramadan, setiap daerah memiliki ragam tradisi yang berbeda. Tak jarang, tradisi itu sudah dilakukan sejak zaman nenek moyang. 

Banten dikenal karena warganya yang kuat memegang ajaran Islam. Di sisi lain, sejumlh tradisi terkait keagamaan pun hadir di tengah masyarakat, terutama saat Ramadan. 

Ada beberapa tradisi masyarakat Banten di bulan Ramadan yang menarik untuk kamu simak. Berikut daftarnya

1. Ngupat

Tradisi yang Kamu Jumpai di Banten Saat Ramadanilustrasi ketupat (instagram.com/hamizifresco)

Tradisi pertama yang sering dilakukan masyarakat Banten saat bulan Ramadan tiba yaitu ngupat. Ritual ini dilakukan kebanyakan masyarakat Banten di tiap tanggal 15 Ramadan. Dimana masyarakat membuat ketupat yang terbuat dari beras, dibalut dengan daun kepala yang sudah dibuat menjadi ketupat atau kupat. 

Dan pada malam harinya ketupat yang sudah dibuat dan dimasak beserta lauknya dibawa ke masjid atau musholla. Setelah shalat tarawih dilaksanakan maka dilanjut masyarakat Banten makan ketupat bersama-sama.

Tradisi ini memang menarik dan juga sudah dijalankan semenjak zaman wali yang ada di Banten. Hal ini sebagai tanda untuk menjaga kelestarian budaya juga tradisi di sana dalam kecintaan masyarakat terhadap agamanya.

Baca Juga: Sejarah Kesultanan Banten dan Syiar Islam di Tanah Jawara

2. Malem

Tradisi kemudian adalah Malam atau Malem. Dimana di setiap tanggal 21 Ramadan atau tanggal-tanggal ganjil ada tradisi malem yang kebiasaannya membuat aneka ragam kue. 

Kue yang sudah dibuat ini akan diberikan kepada masyarakat yang ada di musala atau masjid. Dan untuk malam ganjil masyarakat di Banten menyebutnya dengan istilah malembung, sedangkan untuk malam genap masyarakat menyebutnya malempes.

Uniknya di saat malam ganjil kue tersebut barulah dibuat dan disajikan, dan untuk malam genap masyarakat Banten justru tidak membuatnya.

3. Dalailan

Tradisi yang Kamu Jumpai di Banten Saat RamadanIlustrasi penyemprotan disinfektan. Masjid Al Azhom, Kota Tangerang (ANTARA FOTO/Fauzan)

Dengan membaca kitab Dalail Khairat atau disebut dengan Dula’ilan di masjid, langgar atau musala dilakukan saat menjelang berbuka puasa di bulan Ramadan. Hal ini sudah menjadi tradisi dan ritual rutin bagi masyarakat Banten yang berada di perkampungan dan juga kota.

Acara ini diadakan untuk tujuan agar para muslim dan muslimah gemar membaca Alquran juga bershalawat kepada nabi besar Muhammad SAW. Dengan melakukan ritual ini juga diharapkan masyarakat bisa ber musabaqah mengisi bulan Ramadan dengan kegiatan yang bermanfaat. 

4. Mamikran atau Mikran

Istilah mikran ini diambil dari kata qoro’a yang artinya membaca. Dan kegiatan ini memang hanya dilakukan selama bulan Ramadan saja, dan sampai saat ini masih terjaga sebagai ritual khusus masyarakat Banten.

Kata lain dari mikran, jika di sambung Matin, yang artinya tadarus. Namun kata tadarus ini lebih umum, artinya dilakukan di hari-hari biasa, dan memiliki makna  sama yaitu membaca Al Quran. 

Adapun tujuannya sebagai wirid bulan puasa yang memberikan tambahan pahala. Mikran biasanya dilakukan beberapa saat setelah pelaksanaan Shalat Tarawih, dan dilakukan sampai tengah malam.


Dan bahkan di perkampungan tradisi Mikran ini bisa dilakukan sampai pagi menjelang subuh atau waktu Tarhim.

5. Lilikuran

Lilikuran ini mirip dengan tradisi Qunutan, namun bedanya lilikuran tidak membuat ketupat, hanya kue dan jenis makanan ringan yang dibawa masyarakat ke Masjid dan disertai dengan berdoa bersama.

Lilikuran Terus berlanjut sampai akhir Ramadan dan biasanya akan semakin meriah di 10 hari terakhir di bulan Ramadan. Dimana adanya malam Lailatul Qadar yang memang dicari umat Muslim khususnya masyarakat di Banten.

Setelah berdoa bersama, lalu masyarakat yang melakukan kegiatan di masjid atau musala disertai dengan mengaji sampai tiba waktu sahur tiba. Ini menjadi kegiatan yang sampai saat ini masih tetap dilakukan.

6. Menu Makanan

Tradisi yang Kamu Jumpai di Banten Saat Ramadaninstagram.com/imaji_nazion

Hal menarik dari tradisi di bulan Ramadan di Banten juga tidak lupa selalu menyediakan berbagai hidangan lezat dan nikmat. Dan salah satunya hidangan ini hanya bisa ditemukan di bulan puasa saja.

Contoh makanan yang biasa disajikan seperti ketan bintul, apem gula aren, ceceur, jojorong, rabeg kambing, angeun lada. Menu ini menjadi pilihan favorit di kala bulan Ramadan tiba.

Saat kamu berkunjung ke Banten selama bulan Ramadan, maka patut mencoba kudapan tersebut, karena hanya dijumpai selama bulan puasa.

7. Qunutan

Tradisi qunutan ini dilakukan pada saat pertengahan bulan ramadan atau hari ke 15 Ramadan dengan menyajikan ketupat di masjid atau musala. Dimana tradisi ini dianggap sebagai sarana dakwah untuk memakmurkan masjid dengan cara ngariung dan berdoa bersama. 

Lelikuran tidak berbeda jauh dengan tradisi kunutan, lelikuran dilakukan di tanggal genap sepuluh hari sebelum hari raya idul fitri. Dan, lelikuran bukan ketupat yang ditaruh di Masjid melainkan makanan ringan saja.

Dan di pertengahan bulan suci Ramadan atau 15 menuju 16 Ramadan tradisi warga Banten juga mengadakan Kupatan atau qunutan (ketupat) dan Lepet. Tradisi ini sudah dilakukan turun temurun di masyarakat Banten khususnya di Serang.

Baca Juga: Daftar Tempat Ziarah di Banten, Biasa Dikunjungi Jelang Ramadan

Dan demikianlah bahasan menarik mengenai Tradisi di Banten Saat Ramadan dan patut untuk kamu ketahui sebagai tradisi dan juga budaya Indonesia.

Selamat menjalankan ibadah puasa buat kamu yang menjalankannya.

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya