Universitas Pradita Gading Serpong (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)
Konsep tersebut membuka peluang mahasiswa untuk cepat beradaptasi di dunia kerja, dan menjadi terapan dari konsep Real Case Real Experience. Praktisi juga didampingi oleh dosen akademisi untuk memastikan pembelajaran selaras dengan kurikulum. Inisiatif ini tentunya mengisi celah antara pembelajaran di kelas dan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja. Privillege ini menjadikan lulusan lebih siap kerja dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi di mata recruiter.
“Manfaatnya tentu ada, karena ada pengalaman belajar aktual dan relevan, ada juga koneksi untuk magang dan peluang karir. Berdasarkan studi kita, tidak sampai tiga bulan lulusan kita sudah terserap semua di dunia kerja,” terang Eko.
Implementasi real case real experience yang diterapkan di Universitas Pradita membuat Summarecon yang tahun ini memasuki usia 50 tahun, konsisten menghadirkan living laboratory melalui seluruh proyek township, pusat bisnis, dan fasilitas publik sebagai bagian dari proses pembelajaran mahasiswa dari Universitas Pradita.
“Pradita ada ruang khusus yang mendekatkan mahasiswa, dosen dan juga praktisi mitra industry yakni, Pradita Corporate Partner Lounge yang rutin menggelar Focus Group Discussion (FGD) on Partnership untuk meninjau kurikulum dan mempresentasikan karya mahasiswa. Bukan hanya itu, kita juga ada laboratorium hidup untuk bisa anak-anak mempraktikkannya dan ini bersama Summarecon,” paparnya.
Living Laboratorium yang disediakan Summarecon bagi para mahasiswa Pradita tersebar di beberapa kota pengembangannya, yakni kawasan Kelapa Gading, Serpong, Bekasi, Bandung, Tangerang, Bogor, Bali dan Makasar. Kampus Pradita sendiri merupakan unit edukasi yang diprakarsai oleh PT Summarecon Agung Tbk yang telah memasuki usia ke-9, berdiri di kawasan kota terpadu, Summarecon Serpong.
Baru-baru ini, Pradita telah membentuk Industrial Advisory Board (IAB) yang melibatkan advisor dari berbagai mitra ternama untuk mendukung kurikulum, pengajaran, penelitian, hingga program bersama lainnya. Sejumlah perusahaan besar telah menandatangani MoU kerja sama, di antaranya PT Yokogawa Indonesia, DANA Indonesia, Markplus Institute, Summarecon Serpong, Dreambox, Boga Group, PT Pandega Desain Weharima (PDW), Vivere, CPA Australia, Perum Perumnas, dan Hotel Mandarin Oriental Jakarta.
Pendekatan ini membuat Pradita tumbuh menjadi kampus dengan model pendidikan kolaboratif yang memadukan sumber daya lokal dengan visi global, sehingga mampu melahirkan lulusan yang dapat memahami dan mengaplikasikan teori secara nyata termasuk berdaya saing sekaligus berdampak luas.
“Dengan begini, kami juga membentuk mahasiswa untuk membuat karya yang berdampak, karena sekarang pemerintah juga inginnya yang berdampak. Makanya, di Pradita kita lihat, karya mereka harus punya dampaknya, bukan hasil saja,” ungkapnya.