Ilustrasi periksa dokter (pexels.com/cottonbro)
Dibandingkan dengan dokter umum, dokter spesialis KKLP memiliki lebih banyak keterampilan spesialis yang telah diatur dalam Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia No. 65 tahun 2019.
Menurut Indrawan, setelah menjadi seorang spesialis KKLP, ia menemukan banyak hal yang acap kali terlewatkan oleh dokter umum.
“Salah satu hal yang paling saya rasakan dari pendidikan KKLP ini adalah perubahan pola pikir. Saya belajar melihat pasien sebagai individu yang kompleks, tidak hanya sebagai pasien dengan penyakitnya saja, atau hanya melihat pasien sebagai organ saja, tapi juga memahami kompleksitas latar belakang dan sisi psikologisnya,” ujar Indrawan.
Berbeda dengan dokter umum, spesialis KKLP tidak hanya memberikan pelayanan terhadap penyakitnya saja, melainkan juga memperhatikan dan memanfaatkan peran keluarga pasien, komunitas, masyarakat, dan lingkungannya dalam kesembuhan pasien. Nantinya, hal tersebut akan meningkatkan tingkat kepuasan pasien dan kesembuhan, selain itu, pada segi pembiayaan akan lebih efektif dan efisien.
“Karena kami melihat pasien dari segala aspeknya, misalnya saja ada pasien datang dengan keluhan batuk, lalu diberikan obat batuk. Seminggu kemudian datang lagi dengan keluhan demam, lalu diberikan lagi obat demam. Nah, ini yang membedakan secara biaya, menjadi tidak efisien karena harus bolak-balik pergi ke dokter untuk meminta obat. Sedangkan yang kami lakukan adalah melihat secara holistik, mencari akar penyebab batuk, dan memberikan obat untuk pencegahan agar tidak terjadi demam,” jelas Indrawan.
Berdasarkan pengalamannya, Indrawan sering menemui kasus di mana pasiennya masih kurang paham dan tidak memiliki pengetahuan tentang tindakan pencegahan terhadap bahaya penyakit kronis. Sebagai contoh, salah satu pasiennya datang dengan keluhan sesak napas dan mengalami obesitas. Setelah melakukan pemeriksaan secara menyeluruh, Indrawan menyadari bahwa pasien tersebut kesulitan bernafas dan memiliki risiko terkena serangan jantung.
“Setelah kami telusuri lebih lanjut, ternyata satu keluarga juga mengalami obesitas. Ibunya memiliki mindset bahwa gemuk itu berarti sehat. Tentu saja pemahaman seperti itu salah besar, dan setelah kami melakukan pemeriksaan terhadap gaya hidupnya, apa yang sering dikonsumsi oleh keluarga tersebut, hingga melakukan rekam jantung, kami menyadari bahwa pasien ini tidak hanya mengalami sesak napas, tetapi juga berisiko terkena serangan jantung di kemudian hari. Oleh karena itu, peran dokter KKLP sangat diperlukan dalam memberikan edukasi dan tindakan preventif,” ungkap Indrawan.
Menurutnya, sebagai seorang dokter spesialis KKLP, diperlukan kesabaran, ketelitian, dan trik tertentu agar pasien dapat percaya dan terbuka. Dokter KKLP juga perlu memiliki keterampilan komunikasi yang baik sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi pasien, sehingga informasi yang disampaikan menjadi jelas dan komprehensif.