Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Dokter Spesialis Bedah Saraf Sub Spesialis Bedah Saraf Neurovaskular Siloam Hospitals Lippo Village, Harsan
Dokter Spesialis Bedah Saraf Sub Spesialis Bedah Saraf Neurovaskular Siloam Hospitals Lippo Village, Harsan (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Intinya sih...

  • Kenali tanda-tanda orang terkena stroke, seperti berbicara tidak jelas, tangan lemas, dan pandangan kabur.

  • Stroke bisa disebabkan oleh sumbatan pembuluh darah di otak, diperiksa dengan CT-Scan atau MRI.

  • Cara kerja DSA dengan zat kontras untuk mendeteksi penyumbatan pembuluh darah otak secara detail.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tangerang, IDN Times - Penyakit stroke merupakan momok menakutkan bagi banyak orang di Indonesia. Data dari laman resmi Kementerian Kesehatan, stroke merupakan penyebab utama disabilitas dan kematian nomor dua di dunia.

Di Indonesia, stroke menjadi penyebab utama kecacatan dan kematian, yakni sebesar 11,2 persen dari total kecacatan dan 18,5 persen dari total kematian. Dokter Spesialis Bedah Saraf Sub Spesialis Bedah Saraf Neurovaskular Siloam Hospitals Lippo Village, Harsan menjelaskan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan bila ada keluarga yang menderita penyakit penyumbatan pembuluh darah di otak tersebut.

Menurutnya, ada gejala sekecil apapun yang mengarah pada stroke, sudah seharusnya diperiksakan ke rumah sakit terdekat. Misalnya saja, mengalami sakit kepala yang mendadak dan berat, seperti dipukul, segera konsultasikan ke dokter.

"Jangan anggap remeh gejala-gejala yang ditunjukan oleh tubuh, sekecil apapun, segera lakukan pemeriksaan. Terlebih memiliki faktor risiko lain, seperti hipertensi, kencing manis, kolesterol, obesitas, merokok," katanya.

1. Kenali tanda-tanda orang terkena stroke

Dokter Spesialis Bedah Saraf Sub Spesialis Bedah Saraf Neurovaskular Siloam Hospitals Lippo Village, Harsan (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Sebab, kalau yang rusak adalah pembuluh darah pangkal, maka yang otak yang mengalami kerusakan kemungkinan besar akan banyak. Jika sudah begini, maka gejala yang keluar akan banyak, seperti berbicara mendadak tidak jelas, pelo, tangan mendadak lemas, dan sebagainya.

Lalu, bila seseorang mengalami stroke ringan, gejala yang timbul bisa saja tiba-tiba berbicara cadel, tapi setelah beristirahat bisa kembali normal. Jadi, klasifikasi stroke ringan atau berat, bukan pasien atau keluarganya yang menilai, melainkan tenaga medis.

"Waktu emas untuk dibawa ke rumah sakit dari awal stroke menyerang yakni 6 jam, karena setiap menit 1,9 juta sel otak dapat mati, jadi semakin cepat ditangani semakin sedikit juga sel otak yang mati," ungkapnya.

Jika di Kementerian Kesehatan dikenal dengan akronim 'Segera,' yakni senyumnya tidak simetris, gerak separuh tubuh tiba-tiba melemah, bicara pelo. Lalu ada pula disertai gejala pandangan kabur, kebas sebelah, hingga sakit kepala hebat yang mendadak muncul.

"Jika melihat keluarga mengalami ini, harus dibawa ke IGD rumah sakit sesegera mungkin," tuturnya.

2. Stroke bisa disebabkan oleh sumbatan pembuluh darah di otak

Dokter Spesialis Bedah Saraf Sub Spesialis Bedah Saraf Neurovaskular Siloam Hospitals Lippo Village, Harsan (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Salah satu hal yang menyebabkan stroke adalah sumbatan di pembuluh darah menuju ke otak. Makanya, ketika seseorang pasien gejala stroke datang ke rumah sakit, maka dokter akan melakukan tindakan CT-Scan atau MRI, untuk melihat adakah sumbatan pembuluh darah di otak.

Jika terlihat ada penyumbatan, dokter akan melakukan pengecekan lebih rinci lagi dengan teknologi Digital Subtraction Angiography (DSA). Pemeriksaan yang menampilkan gambaran pembuluh darah otak secara detail dengan menghilangkan bayangan tulang dan jaringan sekitarnya.

"Nanti terlihat pembuluh darah yang tersumbatnya dimana, sebesar apa, berapa persen, jadi bisa menentukan langkah atau metode pengobatan selanjutnya," ujar Harsan.

3. Ini cara kerja dengan zat kontras

Dokter Spesialis Bedah Saraf Sub Spesialis Bedah Saraf Neurovaskular Siloam Hospitals Lippo Village, Harsan (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Harsan juga menjelaskan, dengan teknik ini, dokter dapat melihat aliran darah otak secara real-time dan mendeteksi penyebab stroke akibat adanya gangguan pembuluh darah otak. Prosedur DSA dilakukan melalui injeksi zat kontras ke dalam pembuluh darah menggunakan kateter kecil. Nantinya zat tersebut akan menunjukkan bentuk pembuluh darah yang dilihat melalui CT Scan/MRI.

"Jadi bentuk pembuluh darahnya lebih jelas, gambarnya tidak bertumpuk dengan tulang atau organ lainnya. Gambarnya pun dapat dilihat secara tiga dimensi," ujarnya.

Dengan hasil visualisasi resolusi tinggi, dokter dapat mendeteksi penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah, pelebaran pembuluh darah (aneurisma) yang berisiko pecah, hingga kelainan pembuluh darah seperti arteriovenous malformation (AVM).

"Pemeriksaan DSA memberikan informasi yang sangat detail terkait kondisi pembuluh darah otak. Hal ini sangat membantu kami dalam merencanakan terapi terbaik, baik untuk tindakan pencegahan maupun penanganan kasus vaskular kompleks," kata Harsan.

4. Siapa yang membutuhkan metode DSA?

Dokter Spesialis Bedah Saraf Sub Spesialis Bedah Saraf Neurovaskular Siloam Hospitals Lippo Village, Harsan (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Menurut Harsan, pemeriksaan DSA direkomendasikan bagi pasien dengan kondisi sakit kepala hebat mendadak atau pusing berulang, riwayat stroke atau stroke ringan, hingga gangguan bicara atau kelemahan menandai salah satu sisi tubuh.

"Kemudian, temuan CT Scan/MRI yang menunjukkan kelainan pembuluh darah serta riwayat keluarga dengan aneurisma atau kelainan vaskular otak,"katanya.

Semakin segera atau cepat mendapatkan penanganan medis, maka kemungkinan pasien stroke minimal mengalami kecacatan juga akan besar bisa terobati secara maksimal.

"Maka itu, ketika sampai di UGD tim medis akan menanyakan, gejala muncul jam berapa, harus tepat, karena itu menentukan penanganan apa yang akan dilakukan,"katanya.

Editorial Team