Pasangan Muslim (unsplash.com/Nathan Dumlao)
Ketika sedang berusaha mengumpulkan modal untuk melamar Fatimah, tiba-tiba tersiar kabar bahwa ada sahabat Rasul yang melamar Fatimah, yakni bernama Abu Bakar As-Shidiq.
Perasaan Ali semakin campur aduk. Ia merasa semakin kecil karena dibandingkan dengan perjuangan Abu Bakar dalam mendampingi Rasulullah mensyiarkan Islam, ia merasa belum apa-apa. Selain itu, Abu Bakar juga berkecukupan harta.
Angin segar berhembus bagi Ali ketika Rasulullah menolak lamaran Abu Bakar. Muncul secercah harapan bagi Ali.
Tak lama kemudian, tersiar kabar lagi bahwa ada seorang sahabat yang paling berani di kalangan umat muslim yang juga melamar Fatimah. Sahabat itu tak lain adalah Al Farouq, Umar Bin Khattab sahabat terbaik kedua setelah Abu Bakar.
Ali ikhlas jika Fatimah bisa berdampingan dengan sang pemberani, pemisah antara kebenaran dan kebatilan. Namun, lamaran Umar pun ditolak. Hal ini membuat Ali semakin bingung.
Alasan mengapa Rasulullah menolak lamaran dari Abu Bakar As Sidq dan Umar Bin Khattab adalah karena Fatimah masih kecil. Hal ini disebutkan dari hadis berikut:
Dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
خَطَبَ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ رضى الله عنهما فَاطِمَةَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّهَا صَغِيرَةٌ ». فَخَطَبَهَا عَلِىٌّ فَزَوَّجَهَا مِنْهُ
Abu Bakr dan Umar radhiyallahu ‘anhuma pernah melamar Fatimah. Namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Dia masih kecil.’ Kemudian Fatimah dilamar Ali, lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahnya dengan Fatimah. (HR. Nasai 3234, Ibn Hibban 6948 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Hati Ali bin Abi Thalib diuji kembali, Sahabat terkaya Abdurrahman Bin Auf dan Utsman bin Affan juga memberanikan dirinya melamar sang putri, dengan mahar yang sangat besar. Namun, lagi-lagi lamaran ditolak.
Empat sahabat sudah melamar sang putri Baginda Nabi, mulai yang paling pemberani hingga yang paling kaya. Namun, semuanya tertolak. Semakin kecil hati Ali, jika mereka semua ditolak, apalagi ia yang hanya seorang miskin tanpa mahar.