ilustrasi pasangan saling berjanji (freepik.com/jcomp)
Ketidakbahagiaan dalam pernikahan tidak selalu berarti hubungan harus berakhir. Tanyakan pada diri sendiri, "apakah aku benar-benar tidak bahagia dengan pasanganku, atau ada faktor lain yang mempengaruhi perasaan ini?"
Kepuasan dalam pernikahan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti cara berkomunikasi, mengelola konflik, fleksibilitas, motivasi, dan bahkan tahap dalam siklus hidup keluarga. Mungkin masalahnya bukan pada pasanganmu, tapi pada ekspektasi yang terlalu tinggi atau tekanan dari luar.
Cobalah untuk membangun kehidupan pribadi di luar pernikahan. Kembangkan hobi, jalin pertemanan, atau fokus pada karier. Ini akan mengurangi ketergantungan emosional dan membuat perspektifmu lebih seimbang.
Konseling pribadi, bukan hanya konseling pernikahan, juga bisa membantu menemukan akar masalah. Terkadang, kamu perlu memahami diri sendiri sebelum bisa memperbaiki hubungan dengan orang lain.
Ingat, emosi bisa berubah seiring waktu. Cinta yang memudar bisa dihidupkan kembali jika ada keinginan dan usaha. Namun, jika ketidakbahagiaan sudah kronis dan tidak ada perubahan meski sudah berusaha, mungkin memang saatnya untuk mengambil keputusan yang lebih tegas.
Pernikahan memang butuh kerja keras, tapi dengan komunikasi yang baik, kemauan untuk berubah, dan sedikit bantuan profesional jika diperlukan, hubungan yang tampak mati bisa kembali hidup dan bahagia.