4 Tips dan Trik Hadapi Istri Tantrum, Jangan Marah Dulu

Ketika suami menemukan istri mulai cemberut, tidak meladeni pertanyaan suami dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga sambil buat "pertunjukan" banting-banting barang, cobalah untuk memberikan waktu untuk istri agar merasai emosinya terlebih dahulu.

Di saat itu, suami dapat ikut memikirkan apa-apa saja kemungkinan yang membuat istri menjadi emosi. Jangan desak pasangan kamu, jika tidak ingin membuatnya makin emosi.

Jika amarahnya sudah mulai mereda, bertanyalah secara perlahan-lahan. Pastikan kalimat yang diungkapkan oleh pak suami tidak ada yang melukai perasaan istri.

Dilansir dari Psychology Today, terdapat beberapa penyebab terjadinya tantrum, yakni ada kecemasan atau ketakutan yang sedang dirasakan, trauma pada masa lalu yang pernah dirasakan, akumulasi emosi dan bahkan yang paling parah karena gangguan mental.

Untuk itu, suami perlu berupaya menjadi pribadi yang lembut agar bisa menengahi puncak emosi pada tantrum yang dirasakan istri.

Selain itu, verifikasi perasaannya. Akui bahwa hal yang istri lalui memang tidak mudah untuk dihadapi. Motivasi dari suami dapat membuat istri merasa apa yang dirasakannya ternyata dapat dilalui bersama dengan suami.

Roberta Satow, Ph.D., psikoterapis di Manhattan pada Psichology Today pernah menyampaikan, aturan pertama dalam menanggapi tantrum orang dewasa adalah bahwa harus tetap tenang dan tidak terlibat di dalamnya. Jangan beralasan atau berdebat dengan seseorang yang sedang marah.

Suami harus mulai memberi perhatian secara penuh, ketika istri sudah mulai berada pada puncak emosi. Coba ajak istri membahas apa yang dirasakannya sambi santai meminum teh, sembari menghangatkan suasana. Tetap tenangkan keadaan dan jangan tinggalkan istri dalam waktu tersebut.

Sabar dalam menghadapi tantrum yang dihadapi istri adalah kunci menenangkan istri. Kesabaran yang suami tunjukkan bisa saja membuat istri tenang dan merasa aman dalam menghadapi emosi pada tantrum yang sedang melingkupinya.

Namun begitu, jika semua hal dirasa telah diupayakan oleh suami, coba secara perlahan tanyakan kepada istri, apakah tantrum yang dihadapinya membutuhkan pertolongan psikolog. Nantinya, psikolog pasti akan mengadakan psikotes untuk mengetahui penyebab tantrum pada istri.

Baik suami maupun istri dapat memiliki pandangan yang sesuai saran psikologi, untuk mengantisipasi adanya tantrum berkelanjutan.