5 Tanda Kamu Cuma Jadi Emergency Friend, Kuatkan Hati

Intinya sih...
- Pertemanan yang tidak seimbang membuatmu jadi "emergency friend" yang hanya dihubungi saat mereka membutuhkan bantuan.
- Tanda-tanda kamu cuma jadi "emergency friend" antara lain permintaan bantuan tanpa basa-basi, diabaikannya undangan hangout, dan respons hambar saat kamu curhat.
- Jika hubungan pertemanan terus berlangsung seperti ini, maka sebaiknya kamu mulai menetapkan batasan yang jelas dan mengutamakan dirimu sendiri.
Pertemanan itu gak selalu berjalan seimbang. Ada kalanya kamu merasa selalu ada untuk mereka, tapi mereka cuma datang saat butuh bantuan. Rasanya seperti jadi emergency friend, yang cuma dihubungi pas mereka lagi kesusahan atau ada maunya.
Meski terdengar gak enak, banyak dari kamu yang gak sadar kalau sedang berada di situasi ini. Kebiasaan terlalu baik dan selalu siap membantu malah bikin kamu terjebak dalam hubungan pertemanan yang toxic dan berat sebelah.
Nah, kalau kamu mulai merasakan hal ini, coba perhatikan lima tanda berikut yang menunjukkan kalau kamu cuma jadi emergency friend buat mereka. Yuk, simak!
1. Mereka cuma datang saat butuh bantuan atau lagi ada masalah
Pernah gak, setiap mereka chat atau telepon, ujung-ujungnya ada permintaan? Entah itu minta bantuan tugas, pinjam uang, atau sekadar curhat panjang soal masalah mereka. Komunikasi dari mereka selalu diawali dengan, "Eh, sibuk gak? Bantuin dong..." atau "Gue lagi ada masalah nih..." tanpa ada basa-basi soal kabarmu.
Lebih nyesek lagi, setelah masalah mereka selesai, mereka langsung hilang tanpa jejak. Kadang ucapan terima kasih pun terasa cuma formalitas. Kamu seperti tombol "darurat" yang mereka tekan saat benar-benar butuh.
2. Kamu gak pernah diajak hangout bareng circle pertemanan mereka
Kalau mereka sering posting story atau foto hangout bareng circle-nya di media sosial, tapi kamu gak pernah diajak, ini bisa jadi tanda. Biasanya, mereka cuma ngajak ketemu pas one-on-one dan itu pun ada agenda tertentu, bukan buat sekadar having fun.
Lebih parahnya lagi, saat kamu yang ngajak ketemu, alasan "lagi sibuk" sering banget jadi jawaban mereka. Tapi anehnya, beberapa jam kemudian kamu lihat mereka update lagi nongkrong sama yang lain.
3. Ceritamu jarang dapat perhatian, tapi masalah mereka selalu jadi prioritas
Saat mereka curhat, kamu selalu jadi pendengar setia yang kasih solusi atau dukungan penuh. Tapi giliran kamu cerita soal masalah atau pencapaianmu, respons mereka terasa hambar. Paling-paling cuma, "Oh ya? Semangat ya!" tanpa ada effort lebih buat benar-benar mendalami ceritamu.
Kadang, pembicaraan malah langsung mereka alihkan kembali ke topik mereka sendiri. Rasanya seperti ceritamu gak sepenting apa yang sedang mereka hadapi.
4. Kamu gak pernah jadi orang pertama yang diajak berbagi momen bahagia
Waktu mereka dapat promosi atau pencapaian besar, kamu baru tahu dari postingan sosmed atau cerita orang lain. Padahal, saat mereka ada masalah, kamu jadi orang pertama yang tahu.
Kalaupun akhirnya mereka cerita, itu karena kamu yang inisiatif tanya duluan. Bukan karena mereka ingin berbagi kebahagiaan sama kamu. Ini bikin kamu merasa cuma dianggap tempat curhat pas susah, tapi gak diajak merayakan hal-hal baik.
5. Mereka sering mengabaikan waktu dan energimu
Pernah gak, mereka tiba-tiba telepon atau chat tengah malam, weekend, atau pas kamu lagi sibuk, hanya karena mereka butuh sesuatu? Bahkan ketika kamu kasih tahu kalau lagi gak bisa bantu, mereka malah bikin kamu merasa bersalah.
Yang lebih bikin kesal, waktu kamu yang butuh dukungan, mereka selalu punya alasan buat menolak atau gak ada waktu. Kalau hal ini terus terjadi, jelas hubungan pertemanan ini gak sehat.
Gak enak, kan, kalau terus-terusan jadi emergency friend? Memang, baik hati itu penting, tapi jangan sampai kamu dimanfaatkan. Mulai sekarang, coba set batasan yang jelas dan prioritaskan dirimu sendiri. Ingat, teman sejati adalah mereka yang ada di saat senang maupun susah!