207 penderita katarak dioperasi gratis (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)
Sebanyak 207 penderita katarak di Kabupaten Tangerang dioperasi dalam program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) melalui program Bakti Sosial Operasi Katarak Gratis. Kegiatan ini dilakukan dengan kepedulian terhadap banyaknya masyarakat kurang mampu yang terancam kehilangan penglihatan karena katarak.
"Penglihatan yang hilang dapat menyebabkan hilangnya produktivitas. Akibatnya, selain dampak sosial, beban ekonomi juga akan menjadi sangat besar," ungkap President Director PT Summarecon Agung Tbk, Adrianto P. Adhi.
Kebutaan karena katarak semestinya bisa dicegah, namun masih banyak masyarakat kurang mampu yang belum mendapatkan akses terhadap layanan operasi katarak karena keterbatasan biaya, informasi, dan juga fasilitas kesehatan. Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian CSR 50 tahun Summarecon lainnya, seperti Bedah Fasilitas Umum, Bedah 500 Rumah, Pemberian Beasiswa, Pemberian Bantuan Sarana Pendidikan, hingga program Summarecon Mengajar.
"Melalui berbagai inisiatif ini, kami berharap kepedulian Summarecon benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas," tuturnya.
Direktur Summarecon, Sharif Benyamin menjelaskan, operasi katarak gratis dalam rangka 50 tahun Summarecon mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat, dengan ratusan pendaftar yang datang dari berbagai daerah, mulai dari Jabodetabek hingga luar kota seperti Bandung, Tasikmalaya, Malang, dan Medan. Setelah melalui proses screening kesehatan pada 27 September 2025, sebanyak 207 pasien dinyatakan layak menjalani operasi katarak gratis.
Proses operasi Katarak Gratis ini telah dilaksanakan pada 4 Oktober 2025 di RS St. Carolus Summarecon Serpong dan melibatkan 7 dokter spesialis mata beserta tim medis.
"Setelah operasi kami juga memberikan pendampingan pemulihan pasien, termasuk pemberian obat serta observasi pada H+1 dan H+7 pasca operasi. Hal ini dilakukan untuk memastikan kondisi kesehatan pasien benar-benar pulih dan manfaat operasi dapat dirasakan secara optimal," jelasnya.
Seorang peserta, Muhtar Rojali mengungkapkan, dirinya telah menderita katarak selama 2 tahun belakangan. Ia mengalami kebutaan total dan tak bisa melihat sama sekali akibat katarak tersebut.
"Tapi setelah operasi, mulai saya bangun tidur saya merasa keanehan luar biasa, begitu saya melihat anak cucu saya pakaiannya warna warni, saya juga bisa main sama cucu," pungkasnya.