ilustrasi hujan (pixabay.com/tatlin)
Icuk Firmansyah, salah satu warga Permata Mutiara Maja, mengatakan aktivitas warga terganggu akibat ketiadaan air selama hampir dua hari. Sebagian warga terpaksa menampung air hujan untuk mencuci dan mandi, sementara kebutuhan konsumsi dipenuhi dengan membeli air galon.
“Air mati ini bikin kelimpungan. Untuk mandi kami nampung hujan atau numpang isi air sumur di rumah tetangga yang punya sumur. Sampai malam ini masih belum nyala,” ujar Icuk kepada IDN Times, Kamis (20/11/2025).
Icuk meminta Perumdam memberikan informasi yang jelas dan transparan terkait batas waktu penghentian distribusi. Menurutnya, warga tidak masalah jika ada pekerjaan teknis, tetapi harus disertai kepastian.
“Kami minta kejelasan. Jangan cuma diumumkan mati tanpa bilang kapan nyalanya. Warga butuh kepastian, soalnya ini kebutuhan dasar,” tambahnya.
Keluhan serupa disampaikan Anwar, warga Citra Maja Raya. Ia menuturkan warga di blok perumahannya kesulitan menjalankan ibadah karena tidak ada air untuk berwudu.
“Untuk kebutuhan wudhu saja terpaksa numpang ke rumah yang punya sumur. Kalau tidak ya pakai air hujan. Sampai malam ini belum ada tanda-tanda mengalir,” kata Anwar.
Ia menambahkan, warga yang bekerja pun terpaksa mencari air sejak pagi agar bisa mandi. “Bayangkan besok kerja, tapi air nggak ada. Nggak mungkin kami tiap hari nunggu hujan,” ucapnya.