Pengamat lingkungan sekaligus Direktur Eksekutif Rekonvasi Bhumi, NP Rahadian menyebut, melihat dari karakteristik banjir terjadi di Kota Serang merupakan banjir bandang. Itu karena datang sangat cepat dan volume air sangat besar.
"Penyebabnya dari bendungan Sindangheula atau anak sungai Cibanten itu yang harus evaluasi bersama sama," katanya.
Banjir besar dan menyebabkan daya rusak luar biasa tersebut baru pertama kali terjadi di Kota Serang. Kondisi itu justru terjadi setelah adanya Bandungan Sindangheula yang baru setahun diresmikan Presiden Joko Widodo.
Untuk itu, Rahadian meminta pihak Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau Ciujung Cidurian (BBWSC3) selaku pengelola Bendungan Sindangheula evaluasi dengan data sehingga masyarakat menjadi paham. Termasuk, adanya penyempitan aliran sungai Cibanten.
"Banyak orang menuding karena ada bendungan (Sindangheul) sebab persoalan itu sebelumnya tidak ada. Ya dulu ada banjir tidak sebesar sekarang," katanya.