Serang, IDN Times – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten mencatat sebanyak 3,8 juta warga telah mengikuti program pemeriksaan kesehatan gratis sepanjang 2025. Dari hasil pemeriksaan tersebut, hipertensi dan diabetes melitus menjadi penyakit yang paling banyak ditemukan pada masyarakat.
Kepala Dinas Kesehatan Banten, Ati Pramudji Hastuti, mengatakan program ini ditargetkan dapat menjangkau 4,5 juta warga atau 36 persen dari total populasi Banten hingga akhir Desember 2025.
3,8 Juta Warga Banten Sudah Cek Kesehatan, Diabetes pada Remaja Meningkat

Intinya sih...
Diabetes pada remaja 15–18 tahun meningkatAti mengungkapkan bahwa diabetes melitus menjadi penyakit kedua terbanyak ditemukan pada masyarakat, termasuk pada usia remaja 15-18 tahun. Pemeriksaan laboratorium lebih lanjut diperlukan untuk menindaklanjuti kasus ini.
Cek kesehatan calon pengantin sudah berlaku di KUADinkes Banten menekankan pentingnya pemeriksaan kesehatan bagi pasangan yang hendak menikah. Program pemeriksaan calon pengantin ini telah menjadi prosedur resmi di Kantor Urusan Agama (KUA).
Tren diabetes naik 17 persen, hipertensi mulai menurun
1. Diabetes pada remaja 15–18 tahun meningkat
Ati mengungkapkan bahwa dua penyakit terbanyak dari hasil pemeriksaan adalah hipertensi sebagai dominasi pertama dan diabetes melitus sebagai dominasi kedua. Ia menyoroti fenomena meningkatnya kasus diabetes pada usia remaja.
Kata Ati, usia penderita diabetes itu tidak hanya orang dewasa atau lansia. Tren kasus juga muncul pada anak-anak usia 15 hingga 18 tahun. "Karena itu kami diminta Kementerian Kesehatan untuk menindaklanjuti kasus diabetes pada anak dengan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut,” kata Ati, Jumat (21/11/2025).
Menurut Ati, diabetes pada usia muda umumnya berkaitan erat dengan faktor turunan dari kedua orangtua. "Maka edukasi dan pencegahan perlu diperkuat, termasuk mencegah perkawinan antara dua calon pengidap diabetes,” katanya.
2. Cek kesehatan calon pengantin sudah berlaku di KUA
Sebagai bentuk pencegahan jangka panjang, Dinkes Banten menekankan pentingnya pemeriksaan kesehatan bagi pasangan yang hendak menikah. Program pemeriksaan calon pengantin ini telah menjadi prosedur resmi di Kantor Urusan Agama (KUA).
“Sudah berlaku. Ada MoU antara Kementerian Agama dan Kementerian Kesehatan, diteruskan ke provinsi dan kabupaten/kota. Warga yang ingin menikah akan diarahkan KUA untuk melakukan pemeriksaan di puskesmas,” katanya.
Dari seluruh peserta pemeriksaan kesehatan gratis, sekitar 7 persen terdeteksi menderita diabetes. Ati menyebut penyebab diabetes berasal dari kombinasi faktor keturunan dan gaya hidup. “Pada anak-anak dominan faktor keturunan, tetapi pola hidup dan aktivitas fisik yang kurang juga meningkatkan risiko. Banyak kasus diabetes dipicu minimnya aktivitas dan pola makan yang tidak sehat,” katanya.
3. Tren diabetes naik 17 persen, hipertensi mulai menurun
Berdasarkan data pemantauan Dinkes, tren diabetes di Banten mengalami kenaikan signifikan hingga 17 persen dibanding tahun sebelumnya. Sementara itu, kasus hipertensi justru mengalami penurunan. "Meski jumlah penderita hipertensi masih terbanyak, trennya turun dibanding tahun lalu. Sedangkan diabetes justru naik cukup signifikan,” katanya.
Ati menegaskan, perubahan gaya hidup menjadi faktor utama yang perlu ditekan pemerintah dan masyarakat. “Pola hidup sehat, aktivitas fisik rutin, dan konsumsi makanan bergizi menjadi poin paling penting untuk mencegah peningkatan kasus diabetes,” katanya.