Direktorat Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat
Kepala Puskesmas Rangkasbitung Yangyang mengatakan, dari 300 penderita DBD itu sebagian besar warga Rangkasbitung. Selain karena wilayah padat penduduk, juga karena terdapat lingkungan buruk sehingga nyamuk DBD mudah berkembang biak.
Ia meminta masyarakat mengoptimalkan gerakan PSN dan 3M untuk memutus penyebaran penyakit yang mematikan itu.
Selama ini, pihaknya tidak memiliki kewenangan untuk melakukan fogging karena itu dilakukan Dinas Kesehatan setempat.
Pengasapan itu berdasarkan laporan petugas epidemiologi setelah melakukan pengamatan di lapangan adanya kasus positif DBD merebak di suatu perkampungan juga terdapat bintik nyamuk.
Kegiatan pengasapan itu tidak sembarangan karena mengandung pestisida, sehingga harus ada rekomendasi dari petugas epidemiologi. "Kami bekerja keras untuk pencegahan DBD agar tidak meluas menyerang warga," katanya menambahkan.
Sementara itu, Camat Rangkasbitung Kabupaten Lebak Yadi Basari Gunawan menginstruksikan aparat kelurahan dan desa agar membudayakan gotong royong untuk melakukan kebersihan lingkungan sehingga dapat memutus mata rantai penularan DBD.
"Kami berharap setiap pekan warga mengelar kebersihan lingkungan untuk mencegah DBD," katanya.