4 Daerah di Kabupaten Tangerang Ini Rawan Tanah Longsor, Waspada!

Tangerang, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Banten telah memetakan daerah yang rawan tanah bergerak dan longsor. Ada empat kecamatan yang rawan longsor.
Kepala BPBD Kabupaten Tangerang Ujat Sudrajat mengungkap, daerah-daerah yang rawan longsor itu adalah Tanjung Buring, Kecamatan Teluknaga, Kecamatan Legok, Solear dan Panongan.
1. Daerah rawan longsor memiliki kontur tanah yang tidak stabil

Ujat menjelaskan, penetapan empat wilayah di Kabupaten Tangerang yang rawan longsor itu berdasarkan kontur tanah yang tidak stabil.
Dengan adanya pemetaan tersebut, dia mengimbau agar warga yang tinggal di keempat daerah itu untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman tanah longsor. Dengan demikian, dia juga berharap, korban jiwa dan kerugian harta benda bisa diminimalisasi ketika bencana datang.
2. BPBD Tangerang minta warga yang tinggal di bantaran kali lebih waspada

Lebih lanjut Ujat menerangkan, daerah yang paling rawan tanah bergerak dan longsor berada di bantaran kali, utamanya di sepanjang aliran sungai Cisadane.
"Di Kabupaten Tangerang sendiri, untuk bencana itu lebih banyak luapan air dibandingkan pergerakan tanah. Jadi kalau pun ada longsor itu, kita dapat pastikan wilayah itu berdekatan dengan aliran kali," kata Ujat, seperti dikutip dari Antara, Senin (7/11/2022).
3. Selain longsor, bencana banjir juga harus diwaspadai masyarakat

Di tengah musim penghujan saat ini, BPBD juga meminta warga masyarakat mewaspadai bencana banjir. Ujat mengungkap, ada tujuh kecamatan yang masuk dalam titik rawan banjir, yakni Legok, Kelapa Dua, Pasarkemis, Teluknaga, Pakuhaji, Solear, Jayanti, dan Kresek.
"Paling rawan itu yang dialiri langsung oleh tiga sungai, misalkan di Pakuhaji dan Teluknaga adalah muara Sungai Cisanda. Sementara Kresek, Gunung Kaler, Kronjo itu Sungai Cidurian. Kelapa Dua itu Kali Sabi," tambah dia.
4. Di puncak musim hujan, daerah rawan banjir bisa tergenang air lebih dari semeter

Ujat meminta warga yang tinggal di rawan banjir itu terus waspada juga, terutama jika memasuki puncak musim hujan. Pasalnya, ketinggian air banjir saat puncak musim hujan biasanya mencapai lebih dari satu meter.
"Pemkab Tangerang juga membentuk Desa Tangguh Bencana. Dimana, itu menjadi salah satu penguat kapasitas di tengah masyarakat yang rawan banjir dan bencana lainnya. Saat ini sudah ada lima kecamatan, empat desa dan satu kelurahan yang menjadi pilot project Desa Tangguh Bencana," katanya.