Ada Gejala Jantung Bocor Jika Berat Badan Anak Susah Naik

Tangerang, IDN Times - Kelainan jantung bawaan pada bayi memang kerap kali gejalanya tidak disadari orangtua. Padahal, fungsi jantung yang normal penting untuk membawa oksigen dan nutrisi melalui darah yang dipompa dan dialirkan ke seluruh tubuh.
Tetapi gejala jantung bocor kadang kali terlewat dari perhatian orangtua lantaran gejalanya yang hampir sama dengan gejala penyakit lain, satu di antaranya berat badan anak yang sulit naik meski anak telah makan dan diberi nutrisi yang adekuat.
"Ada beberapa ciri yang bisa terlihat, tapi salah satu gejala yang harus dicurigai adalah anak sulit naik berat badan meskipun makannya banyak dan adekuat," kata Dokter spesialis bedah toraks, jantung, dan pembuluh darah dari Siloam Hospital Lippo Village, Budi Rahmat.
1. Berat badan sulit naik juga biasanya diiringi dengan gejala lain
Budi mengungkapkan, terdapat 2 tipe kondisi kelainan jantung bawaan. Keduanya memiliki ciri yang berbeda satu sama lain tapi menunjukkan adanya masalah pada jantung.
"Ada dua kategori kelainan jantung bawaan, biru dan tidak biru. Kalau yang tidak biru, umumnya dia (anak) cepat lelah, berat badan susah naiknya, sering batuk pilek padahal aktivitas sudah dibatasi, tapi seminggu atau dua minggu sekali ada aja," jelasnya.
Sementara, untuk kelainan jantung biru, akan terlihat jelas seperti bibir, ujung jari, hingga kelopak mata terlihat membiru. Terutama, saat setelah beraktifitas.
"Orang-orang umumnya wajahnya merah atau pink, kalau kelainan jantung biru itu nampak birunya. Bukan biru lebam-lebam, terutama di bibir, ujung jari, sama di kelopak mata. Kadar oksigennya kalau diukur biasanya di bawah 95 persen," lanjutnya.
2. Ada 45 ribu kasus kelainan jantung bawaan pada anak terjadi tiap tahun di Indonesia
Budi mengungkapkan, kasus kelainan jantung bawaan pada anak masih cukup besar, yakni sekitar 45 ribu kasus setiap tahunnya. Banyak orangtua yang menyadari hal tersebut saat sudah sulit diatasi. Terlebih lagi, sistem kesehatan di Indonesia baru bisa menangani sekitar 5 ribu anak per tahun.
"Kalau di Indonesia itu, ditotal-total seluruh rumah sakit kita baru bisa menangani itu sekitar 5 ribu anak per tahun," katanya.
Budi juga menuturkan, penyebab dari kasus kelainan jantung bawaan pada bayi terjadi sejak di dalam kandungan yakni tepatnya pada trimester pertama kelahiran. Pasalnya pada rentang waktu tersebut, adalah saat penting pembentukan organ jantung bayi.
"Misalnya, ibu terlalu lelah saat hamil di trimester pertama, lalu kekurangan nutrisi sehingga pembentukan organ jantung tidak optimal, dan terutama adanya paparan bahan kimia dari obat-obatan maupun skincare yang belum memiliki izin resmi," jelasnya.
3. Cara penanganannya, ada operasi minim sayatan
Budi mengungkapkan, di kedokteran modern saat ini ada banyak cara untuk menangani kelainan jantung bawaan pada anak. Biasanya kasus paling banyak yakni adanya kerusakan pada katup.
Hal tersebut bisa diatasi dengan operasi katup jantung dengan minim sayatan, yakni hanya sepanjang jari telunjuk saja. Metode ini dinilai menguntungkan bagi pasien anak dan perempuan. Sebab bisa memudahkan aktivitas selama proses penyembuhan hingga kelangsungan hidup selanjutnya.
Sebab sebelumnya, operasi jantung dengan teknik belah otot dada depan ataupun di bawah payudara dinilai berisiko. Sayatan yang dihasilkan pun lebih panjang, serta bisa memunculkan keloid kulit di kemudian hari.
"Karena operasi perlu melakukan sayatan di area dada depan, tengah antara payudara, sehingga akan melibatkan otot besar dan aktif. Sehingga penyembuhannya akan lebih lama, lalu berisiko memunculkan kiloid, jadi secara estetika pun akan kurang,"ungkapnya.
Budi Rahmat pun memperkenalkan teknik operasi untuk mengobati kelainan jantung hingga permasalahan pada katup jantung dengan sayatan yang lebih minimalis, hanya sekitar 3 sampai 4 cm di bawah ketiak sebelah kiri.
"Jadi, teknik modified minimally invasive cardiac surgery ini memanfaatkan jaringan di bawah ketiak sebelah kiri. Di mana tidak ada otot besar, tidak terlihat jelas dan tidak mengganggu aktivitas setelahnya,"ujarnya.
Lalu keunggulan lain untuk pasien adalah pada saat membutuhkan ruang rawat di ICU maksimal hanya 4 hari saja. Cara konvensional biasa saja bisa membutuhkan waktu hingga 14 hari. Setelahnya bila sudah keluar dari rumah sakit, satu hingga dua minggu sudah bisa beraktivitas atau bekerja.
"Pada pasien anak dan dewasa bisa cepat sembuh, estetika terjaga, tidak ada trauma pasca operasi. Jadi bisa menghilangkan stigma operasi jantung untuk mengobati kelainan jantung bawaan pada anak, gangguan katup jantung pada dewasa, itu menakutkan, sudah tidak lagi," katanya.
4. Bisa digunakan untuk pasien bypass jantung
Sementara, dr Budi Rahmat juga mengungkapkan, teknik dengan sayatan minimalis ini juga bisa dikerjakan untuk kasus pasien dengan bypass jantung.
"Sangat memungkinkan untuk kasus lain. Bisa bypass jantung, masuk ke koroner tersumbat, baru lakukan teknik bypass jantung dengan luka buka yang kecil. Juga bisa untuk memasang alat bantu pacu jantung, sangat disarankan untuk pasien anak dengan kelainan jantung bawaan,"katanya.
Sehingga pasien akan memudahkan untuk penyembuhan dan minim sekali infeksi. Namun, proses operasi ini belum sepenuhnya ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Budi Rahmat mengungkapkan, bisa saja menggunakan BPJS, tetapi akan ada dana yang ditambahkan dan ditanggung pasien untuk proses operasi ini.
"Karena memang BPJS tidak menanggung estetika ya, tapi bisa di-topup atau ditambahkan dengan dana pribadi pasien," ungkapnya.