Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi food tray untuk Makan Bergizi Gratis ( ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)
Ilustrasi food tray untuk Makan Bergizi Gratis ( ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

Intinya sih...

  • Pekerja dapur ngaku sedih karena kehilangan pekerjaan

  • Pemkot Tangsel sebut standar higienis jadi syarat mutlak

  • Dapur MBG di Bakti Jaya Tangsel disetop sementara operasionalnya

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tangerang Selatan, IDN Times – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Tangsel kembali jadi sorotan. Setelah laporan murid keracunan usai menyantap MBG di Kecamatan Setu, salah satu dapur penyedia di Kelurahan Bakti Jaya ditutup sementara.

Ella, warga sekitar yang juga pekerja dapur, mengaku kaget operasional dapur itu dihentikan sementara. Ia mendengar ada dua siswa yang mengalami diare setelah makan MBG, tapi menurutnya jumlah itu tidak masuk akal bila benar keracunan.

“Kalau memang karena makanan, harusnya banyak yang kena. Kenapa cuma dua orang? Saya jadi mikir janggal juga,” kata Ella, Rabu (1/10/2025).

1. Pekerja dapur mengaku sedih karena kehilangan pekerjaan

Akibat penutupan ini, Ella pun harus kehilangan sumber penghasilan hariannya. “Ya gimana, ngenes juga ya. Kehilangan periuk dari upah kerja,” ucapnya lirih.

2. Pemkot Tangsel menyebut standar higienis jadi syarat mutlak

SPPG program Makan Bergizi Gratis (MBG), Senin (6/1/2025). (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan, membenarkan adanya laporan keracunan dari siswa penerima MBG. Gejala yang muncul di antaranya mual-mual hingga diare.

“Kalau ada SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) yang dianggap tidak layak, ya ditutup sementara,” kata Pilar.

Menurutnya, setiap dapur MBG wajib mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Ia menegaskan, pengelola harus segera memperbaiki sarana dan prasarana dapur sebelum kembali beroperasi.

“Kami akan lakukan pengawasan yang ketat. Kalau SPPG belum memenuhi standar higienis maupun teknis operasional, tidak bisa dipaksakan jalan,” tegasnya.

Editorial Team