IDN Times/Maya Aulia Aprilianti
Hal ini dilakukan agar para pengguna, seperti pilot dan lainnya, mendapatkan data dan informasi penerbangan dengan lebih mudah, cepat dan up to date--walaupun AirNav Indonesia sebenarnya sudah memiliki berbagai aplikasi untuk menompang era digitalisasi di dunia penerbangan.
“Pertama itu, ada aplikasi Nav-earth, ini peta penerbangan digital pertama di Indonesia, serta aplikasi Nav-gate, yaitu portal data informasi aeronautika, yang dapat di akses para pelaku industri penerbangan secara mudah dan di mana saja, bisa pakai atau akses dengan handphone atau laptop,”tutur Polana.
Selama ini--sebelum ada aplikasi itu--para pilot biasanya mendapatkan dalam bentuk cetakan kertas pre-flight bulletin dan buku Aeronautical Information Publication (AIP)
"Sekarang tinggal buka saja di gadget masing-masing dengan cara men-download aplikasi Nav-earth," jelasnya.
Lalu, pada tahun 2022 juga ada aplikasi untuk mendapatkan berbagai data dan informasi penerbangan, seperti flight plan, rute penerbangan, kondisi cuaca, NOTAM (notice to airmen), AHSTAM (gunung berapi), dan informasi lainnya. Data dan informasi aeronautika dikumpulkan dalam 1 single database yang terintegrasi, adapun data yang diolah dan diproses seperti data rencana penerbangan, kondisi cuaca di sepanjang rute penerbangan dan bandara tujuan, Notam dan Ashtam, Pre-flight bulletin dan Post-flight report, yang kesemuanya dapat diakses melalui kedua aplikasi tersebut.
“Tujuan kami denga nadanya workshop ini juga untuk meningkatkan tingkat keselamatan penerbangan. Karena bisnis utamanya Airnav Indonesia itu adalah safety,” katanya.