Kisah Haru Pedagang Cilok di Serang Rela Mengajar Ngaji di Gubuk
Majelis yang ia bangun hasil dari tabungannya selama jualan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Serang, IDN Times - Sebuah gubuk di tepi Sungai Cibanten menjadi saksi bisu dedikasi seorang pedagang cilok telor atau cilor bernama Deni Priyatna. Di tengah keterbatasan, Deni tetap mensyiarkan ajaran agama Islam.
Gubuk berukuran kurang lebih 4x6 meter dengan dinding yang terbuat dari bilik bambu dan tiang kayu, menjadi jalan penerang bagi anak-anak di Lingkungan Ciawi, Kelurahan Cipare, Kecamatan Serang, Kota Serang.
Baca Juga: Kisah Mul, Pemuda yang Jadi Guru Bagi Anak-anak Baduy
1. Tak kenal lelah, Deni mengajar ngaji sepulang jualan cilok
Di bawah pengayoman Deni, suara anak-anak remaja mengaji masih terdengar di sudut kota, mengalahkan suara deras arus Sungai Cibanten. Deni rela melawan rasa letihnya setelah berjualan cilok untuk mengajar 40 muridnya yang semangat menimba ilmu.
Pria 36 tahun itu mengaku sudah dua tahun mengajar ilmu agama Islam di gubuk yang ia jadikan sebagai majelis.
"Majelis terbuat kayu dan bambu. Dindingnya dari bilik. Atapnya genting. Ada 40 anak yang belajar ngaji, SMP ke bawah, warga di sini," katanya, Selasa (16/1/2024).
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.