Kenapa Wilayah Setu Kerap Alami Kekeringan? Ini Kata BPBD Tangsel
Warga Setu sering alami sumur kekeringan kala kemarau
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tangerang Selatan, IDN Times - Pemukiman di wilayah Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) merupakan titik paling rawan terdampak kemarau. Apa yang menyebabkan Setu rawan kekeringan?
Sepanjang 2023 lalu tercatat 3.211 kepala keluarga (KK) di enam kelurahan di Kecamatan Setu dilaporkan sulit mengalami kekeringan.
"Tanahnya (di Setu) gembur dan tidak bisa menahan atau menampung air lebih lama," kata Kepala Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangsel, Essa Nugraha pada Senin (9/9/2024).
Baca Juga: BPBD Tangsel Sebut Potensi Kekeringan Tahun Ini Lebih Rendah
1. Ini jenis tanah di wilayah Setu
Essa menyebut, karakteristik tanah di Kecamatan Setu berjenis Latosol. Tanah tersebut terbentuk karena pelapukan dengan intensitas tinggi.
Essa mengatakan bahwa tanah latosol dapat ditemukan di wilayah dengan iklim hutan hujan tropis. Mirip dengan tanah podsol, tanah latosol punya kandungan besi atau aluminium yang tinggi. Sehingga warnanya kemerahan.
"Jadi ketika ada hujan, musim hujan dia banjir, di saat musim kering wilayah lain jenis tanahnya beda masih bisa menahan air kalau di kecamatan Setu kering dikit kena panas dia langsung lewat terus aja sehingga dia akan semakin kosong kalau dari sisi jenis tanahnya," kata Essa.