Serang, IDN Times – Gubernur Banten Andra Soni menyatakan dukungannya atas penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada mantan Presiden Soeharto. Gelar tersebut dijadwalkan akan diumumkan hari ini, Senin (10/11/2025), oleh Presiden Prabowo Subianto.
“Saya mendukung,” kata Andra usai mengikuti upacara dan ziarah di Taman Makam Pahlawan Ciceri, Kota Serang.
Andra Soni Dukung Soeharto Dapat Gelar Pahlawan Nasional

Intinya sih...
Andra Soni mendukung penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto
Andra tidak merinci alasan dukungannya, menuai polemik di publik
Pemerintah Provinsi Banten mengajukan dua nama tokoh untuk gelar serupa, namun belum lolos verifikasi pusat
1. Andra tak jelaskan alasan di balik dukungannya
Namun, Andra tidak merinci alasan di balik dukungannya terhadap Soeharto, yang disebut sebagai salah satu dari sepuluh tokoh penerima gelar Pahlawan Nasional tahun ini.
Sementara itu, pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto menuai polemik di publik. Sejumlah kelompok masyarakat sipil menilai Soeharto tidak layak mendapatkan gelar tersebut karena rekam jejaknya yang dianggap berkaitan dengan pelanggaran hak asasi manusia selama masa kekuasaannya.
2. Ada dua toko Banten yang diusulkan jadi pahlawan nasional
Terkait usulan tokoh asal Banten, Andra mengungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi Banten telah mengajukan dua nama untuk mendapat gelar serupa. Salah satunya adalah Ki Wasyid, pemimpin Perang Cilegon atau Geger Cilegon yang dikenal sebagai tokoh perlawanan terhadap kolonial Belanda.
“Secara resmi sudah kami ajukan dua, Ki Wasyid salah satunya,” ujarnya.
3. Usulan Banten belum lolos verifikasi pusat
Namun, hingga kini kedua nama tersebut belum lolos tahap verifikasi di tingkat pemerintah pusat. Diketahui, nama Ki Wasyid sudah muncul dan diusulkan untuk menjadi Pahlawan Nasional beberapa tahun lalu.
“Belum (terpilih), akan kami usulkan terus,” katanya.
Sebelumnya, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) menuding pemerintahan Prabowo Subianto tidak beretika hingga merendahkan nilai kepahlawanan, setelah pemerintah mengusulkan Presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto, sebagai pahlawan nasional.
"YLBHI memandang, pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto emakin membuktikan Pemerintahan Prabowo nir etika, merusak hukum dan hak asasi manusia, tak eduli dengan antikorupsi, dan merendahkan nilai-nilai kepahlawanan," ujar Ketua YLBHI, Muhammad Isnur, dalam keterangannya, Senin (10/11/2025).
YLBHI menuding pemberian gelar pahlawan yang dilakukan Prabowo dipaksakan. Dia menilai pemberian gelar pahlawan pada Soeharto tak cuma pengkhianatan kepada para korban dan nilai demokrasi, tapi juga reformasi serta pengaburan sejarah bagi generasi muda.
"Gelar ini hanya layak diberikan kepada mereka yang benar-benar berjuang untuk kemerdekaan, keadilan, kemanusiaan, serta kedaulatan rakyat. Bukan kepada pemimpin yang masa jabatannya diwarnai oleh otoritarianisme dan pelanggaran hak asasi manusia rakyatnya," ujar Isnur.