Mengenal Asal Mula Sejarah Baju Koko

Busana muslim pria yang sarat akan makna sejarah

Baju koko kini marak dipakai, utamanya saat ada kegiatan keagamaan umat Muslim. Baju koko yang beredar di pasaran saat ini pun, tak terbatas dengan warna tertentu. 

Saat ini pun sudah banyak baju koko dengan pilihan varian warna yang beragam. Di era modernisasi seperti saat ini baju koko didesain lebih elegan, kasual dan tentunya kekinian.

Selain itu, baju koko biasanya dijahit dari material kain-kain yang jenisnya ringan dan nyaman digunakan seperti kain wolfis, katun, linen dan toyobo. Nah, bagaimana sih asal- muasal baju yang kerap dipakai kaum adam ini? 

Yuk simak sejarah asal mula baju koko yang identik menjadi busana muslim pria Indonesia, berikut ini:

Baca Juga: 5 Resto dan Cafe Tematik di Tangerang, Pelepas Penat di Akhir Pekan

1. Baju koko berasal dari busana para 'engkoh' Tionghoa 

Mengenal Asal Mula Sejarah Baju KokoSejarah baju koko (chinese indonesian heritage center/cihc.nl)

Mengutip buku Argumen Islam Ramah Budaya yang ditulis Sofyan A.P Kau (41:2021), baju koko awalnya digunakan oleh "engkoh-engkoh" Betawi. Dalam pelafalan bahasa Indonesia dieja dan diucapkan menjadi "koko". 

Meskipun asal usul baju koko dari masyarakat Tionghoa, namun baju koko adalah budaya dalam konteks historis budaya Tionghoa, dan bukan ajaran agama. Sementara hal yang masuk kategori agama adalah kewajiban menutup aurat.

Namun begitu diketahui, pada awal abad 20--sejak berdirinya Perhimpunan Tionghoa di Hindia Belanda--baju tui-khim dan celana kompreng ternyata mulai ditinggalkan. Hal ini terjadi lantaran, pada saat itu pria China diperbolehkan menggunakan pakaian Belanda.

Alhasil selanjutnya, baju tui-khim setidaknya diketahui masih digunakan oleh masyarakat Tionghoa menengah ke bawah.

2. Sejarah baju koko dianggap sebagai baju orang Jawa 

Mengenal Asal Mula Sejarah Baju KokoSejarah baju koko (instagram.com/@arbaniyasiz)

Selain dianggap sebagai baju yang selayaknya pakaian khas orang Tionghoa. Ada juga sejarah yang menyebutkan bahwa baju koko berasal dari baju orang Jawa.

Menurut sumber sejarah lainnya ada yang menyebutkan, baju koko berasal dari baju tradisional Jawa yang bernama Surjan. Baju ini diklaim sebagai "nenek moyang" baju koko di Nusantara.

Secara etimologi, sujan berasal dari kata "Su" dan "ja" yakni nglungsur wontern jaja (meluncur melalui dada), sehingga bentuk depan dan belakang memiliki panjang yang sama.

 3. Pelopor baju koko adalah Sunan Kalijaga 

Mengenal Asal Mula Sejarah Baju KokoSejarah baju koko (kebudayaan.kemdikbud)

Hal yang dianggap menjadi ciri khas baju koko yakni berkerah tegak dengan lengan panjang mirip jas Jawa. Konon juga busana ini diciptakan Sunan Kalijaga.

Model Surjan Jawa mulanya diawali dengan desain berlengan pendek. Alhasil, Sunan Kalijaga memodifikasinya dengan cara memanjangkan lengannya.

Sebelum dikenal sebagai baju koko, orang-orang zaman dulu menyebutnya dengan 'baju takwa'. Sesuai dengan penyebutan namanya, baju ini biasa digunakan untuk acara keagamaan umat muslim kaum pria.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Sekolah Jurusan Fashion Terbaik di Dunia

4. Baju koko melambangkan Rukun Islam 

Mengenal Asal Mula Sejarah Baju KokoSejarah baju koko (instagram.com/@sahrulgunawanofficial)

Dahulu, pada kerah leher baju koko atau baju takwa terdapat tiga buah kancing. Ketiga kancing tersebut melambangkan iman, ikhsan, dan Islam.

Pada bagian bahu kanan dan bahu kiri baju takwa terdapat masing-masing tiga kancing yang merupakan simbol dua kalimat syahadat.

Selanjutnya, ciri khas lain baju takwa yaitu terdapat enam kancing di lengan kiri dan lengan kanan yang melambangkan rukun iman. Sementara itu, lima kancing depan di bagian dada baju, dianggap melambangkan rukun Islam.

Baca Juga: Tips Membuat Bawang Goreng Renyah Tahan Lama

 

Nah itu di fakta menarik tentang ulasan sejarah baju koko. Semoga ulasan diatas dapat menjadi wawasan menarik yang bermanfaat untuk menambah pengetahuan seputar busana muslim.

Anggun Tifani Photo Community Writer Anggun Tifani

Seorang Ibu.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya