Tangerang, IDN Times - Banten menjadi salah satu wilayah dengan praktik politik dinasti yang cukup kuat, sejak pertama kali berpisah dari wilayah Jawa Barat pada 4 Oktober 2000, Banten pertama kali dipimpin oleh penjabat yang ditunjuk oleh pemerintah pusat kala itu, yakni Sekretaris Daerah Jawa Barat, Hakamuddin Djamal, sebelum akhirnya diadakan pemilihan umum kepala daerah dan digantikan oleh Djoko Munandar dan wakilnya Ratu Atut Chosiyah, anak dari Tubagus Chasan Sohib, klan 'Rau' yang paling berpengaruh di Banten, pada 11 Januari 2002.
Sayangnya, belum genap 5 tahun menjabat, Djoko Susilo sudah terjerat kasus korupsi hingga dinonaktifkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kala itu. Kursi Banten 1 pun lantas diisi oleh wakilnya, yakni Ratu Atut Chosiyah.
Djoko sempat divonis bersalah di tingkat pertama dan banding terkait kasus penyalahgunaan dana Rp14 miliar untuk memperkaya anggota DPRD Banten. Djoko pernah divonis dua tahun penjara dan denda Rp100 juta. Djoko meninggal dunia pada 4 Desember 2008 pada usia 60 tahun. Sementara putusan kasasi keluar tahun 2009.
Pada tahun 2011, Ratu Atut Chosiyah bersama Rano Karno mencalonkan diri sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Banten, dan memenangkannya. Mereka pun dilantik pada 30 Oktober 2011. Sayangnya, pada tahun 2014, Atut terjerat kasus korupsi dan didakwa bersalah. Rano Karno pun lantas menjadi Plt Gubernur kala itu hingga tahun 2016 dan digantikan oleh Nata Irawan sebagai Plt Gubernur menunggu proses Pilgub Banten 2017.
Lalu, pada tahun 2017, Rano Karno menggandeng Embay Mulya Syarif mencoba mencalonkan diri melawan Wahidin Halim - Andika Hazrumy, diketahui Andika Hazrumy merupakan anak dari Ratu Atut Chosiyah, yang lantas berhasil memegang kekuasaan Banten.
Tak hanya di tingkat Gubernur, politik dinasti juga terjadi di kabupaten/kota di wilayah Provinsi Banten, seperti Pandeglang, Lebak, Serang, Cilegon, hingga Tangerang Selatan. Bahkan, terdapat tiga klan kuat di Banten, yakni Klan Jayabaya yang menguasai Lebak, Klan Ratu Atut yang menguasai Tangsel, Cilegon, dan Serang, dan Klan Natakusumah yang menguasai Pandeglang.
Lalu, bagaimana tanggapan warga mengenai hal ini?
