Serang, IDN Times – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten menyoroti masih minimnya ketersediaan sekolah khusus negeri (SKh) bagi anak berkebutuhan khusus. Dari delapan kabupaten/kota, jumlah SKh negeri di Banten saat ini hanya 8 unit, sehingga banyak daerah belum memiliki layanan pendidikan inklusif yang memadai.
Gubernur Banten Andra Soni mengatakan kondisi itu membuat sebagian besar anak berkebutuhan khusus terpaksa bersekolah di SKh swasta, yang kapasitas dan biaya operasionalnya beragam.
“Di Banten ini banyak SKh swasta. Maka yang perlu kita optimalkan sekarang adalah pembangunan beberapa sekolah khusus,” kata Andra saat menghadiri Festival Sekolah Khusus Banten, Rabu (26/11/2025).
Banten Kekurangan Sekolah untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Intinya sih...
Pemprov Banten akan membangun dua SKh negeri baru pada 2026 di Padarincang (Kabupaten Serang) dan Cipondoh (Kota Tangerang) untuk memperluas akses pendidikan inklusif.
Pemprov Banten menyiapkan pelatihan untuk guru SKh guna meningkatkan kualitas layanan pendidikan inklusif.
Anak berkebutuhan khusus membutuhkan dukungan konkret dari pemerintah untuk memotivasi mereka dan meningkatkan dampak positif.
1. Dua sekolah baru mulai dibangun pada 2026
Untuk menjawab kebutuhan tersebut, Pemprov Banten akan membangun dua SKh negeri baru pada 2026, masing-masing di Padarincang (Kabupaten Serang) dan Cipondoh (Kota Tangerang). Dua titik ini dipilih berdasarkan kebutuhan dan jumlah anak berkebutuhan khusus yang cukup tinggi.
Andra menyebut tambahan SKh ini diharapkan dapat memperluas akses pendidikan yang adil dan terjangkau. “Supaya anak-anak berkebutuhan khusus mendapat keadilan dalam akses pendidikan,” katanya.
2. Pemprov Banten juga menyiapkan pelatihan untuk guru SKh
Minimnya tenaga pendidik terlatih juga menjadi persoalan yang ikut memengaruhi kualitas layanan SKh. Karena itu, Andra memerintahkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) untuk menyiapkan program peningkatan kapasitas guru SKh.
“Setiap pegawai harus ditingkatkan kompetensinya. Saya sudah memberikan atensi khusus kepada Pak Kadis,” kata Andra.
3. Anak berkebutuhan khusus butuh dukungan konkrit
Dalam kegiatan itu, Andra melihat langsung karya seni, penampilan siswa, hingga pembacaan puisi tentang rasa terima kasih terhadap perhatian pemerintah.
Andra mengatakan momen tersebut menjadi pengingat bahwa anak berkebutuhan khusus di Banten membutuhkan dukungan yang lebih konkret. “Ini menimbulkan motivasi bagi mereka, dan bagi kita untuk melakukan lebih banyak dan lebih berdampak,” katanya.