Tangerang, IDN Times – Di tengah meningkatnya jumlah kendaraan pribadi, khususnya sepeda motor, Provinsi Banten masih kekurangan transportasi publik yang memadai. Hingga kini, hanya dua layanan publik yang tersedia, yakni Bus Tayo dan Angkot Si Benteng milik Pemkot Tangerang, serta Trans Banten milik Pemprov Banten yang beroperasi dengan armada dan rute terbatas.
Kondisi ini mendorong masyarakat untuk terus bergantung pada kendaraan pribadi, terutama sepeda motor, yang dinilai lebih mudah dijangkau.
Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno, menilai bahwa sepeda motor hanyalah moda transisi, bukan tujuan akhir sistem transportasi modern.
“Kita hidup di negeri dengan 120 juta sepeda motor. Ia memberi efisiensi, tapi juga menciptakan paradoks besar: motor bukan tujuan akhir peradaban transportasi,” ujar Djoko dalam keterangan tertulis, Senin (10/11/2025).
