Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Tenaga medis bersiap untuk melakukan intubasi pasien dengan penyakit virus korona (COVID-19) di unit perawatan intensif penyakit virus korona (COVID-19) United Memorial Medical Center di Houston, Texas, Amerika Serikat, Senin (29/6/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Callaghan O'Hare

Tangerang, lDN Times - Akademisi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) Alpan Habibi mengapresiasi kinerja Pemerintah Provinsi Banten yang berhasil menekan laju penularan COVID-19. Pasalnya, Banten saat ini berhasil keluar dari 10 besar peringkat nasional angka tertinggi COVID-19 karena telah menjadi zona kuning.

Namun, Sekretaris Muhammadiyah COVID-19 Command Center (MCCC) Kota Tangerang ini mengingatkan agar pemerintah tidak cepat puas dengan hasil perubahan zona ini.

1. Era transisi warga cenderung abai

Ilustrasi Dekorasi Ruang Cafe (IDN Times/Sunariyah)

Sebab, di era transisi ini justru warga cenderung abai menerapkan protokol kesehatan seperti tidak menjaga jarak, tidak disiplin menggunakan masker, dan penyediaan sarana cuci tangan yang minim. 

“Jadi, khawatir ada klaster baru,” ujar Alpan dalam keterangan tertulis, Jumat (10/7).

2. PSBB masih perlu diperpanjang

Ilustrasi (IDN Times/Candra Irawan)

Alpan juga menilai, pemberlakukan PSBB di Tangerang Raya perlu diperpanjang lagi ketika berakhir 12 Juli mendatang. PSBB, kata dia, bisa diperpanjang dua pekan lagi hingga Banten menjadi zona hijau.

“Sekaligus semakin mengetatkan pengawasan penerapan protokoler di tempat-tempat umum,” tuturnya.

3. Masyarakat diimbau ikut berjuang bantu pemerintah dalam penanganan COVID-19

IDN Times/Candra Irawan

Alpan mengimbau kepada masyarakat untuk terus memperketat protokoler kesehatan, dan berjuang membantu pemerintah dalam penanganan COVID-19. 

"Karena di transisi ini kuncinya kedisiplinan, di mana yang sudah baik kehidupan baru agar dipertahankan," kata Alpan.

Editorial Team