Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251126-WA0000.jpgWali Kota Tangsel, Benyamin Davnie (IDN Times/Muhamad Iqbal)
Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie (IDN Times/Muhamad Iqbal)

Intinya sih...

  • Situ sebagai sumber air dan penyangga banjir menjadi prioritas dalam revisi RTRW Tangsel

  • Benyamin ingin mempertahankan building coverage ratio untuk implementasi aturan tata ruang

  • Optimisme Benyamin bahwa revisi RTRW membuka peluang besar menjadikan Tangsel sebagai kota yang semakin maju dan berkelanjutan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tangerang Selatan, IDN Times – Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan, ada sejumlah tantangan krusial yang harus dijawab dalam revisi Peraturan Daerah (Perda) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), khususnya terkait ruang terbuka hijau (RTH), penataan kawasan situ, hingga kepatuhan para pemangku kepentingan terhadap aturan tata ruang.

“Tantangannya adalah kepatuhan," kata Benyamin usai rapat paripurna HUT Tangsel ke-17, Rabu (26/11/2025).

Benyamin menekankan, bahwa keberadaan ruang terbuka hijau, baik publik maupun privat, harus dipertahankan agar kualitas lingkungan kota tidak terus menurun. Ia menekankan bahwa pengamanan ruang terbuka hijau bukan sekadar hitungan luas, tetapi juga keberlanjutannya.

“Yang pertama saya berharap ketersediaan ruang terbuka hijau di RTRW itu harus terus kita jaga dengan sebaik-baiknya. Terutama ruang terbuka hijau publik, itu menjadi bagian kerja pemerintah kota,” kata dia.

1. Situ sebagai sumber air dan penyangga banjir juga menjadi faktor penting

Benyamin menyebut, penataan kawasan situ menjadi prioritas dalam revisi RTRW. Menurutnya, situ-situ di Tangsel selama ini berfungsi sebagai sumber air sekaligus penyangga banjir.

“Di RTRW itu harus dijelaskan bahwa situ di Tangerang Selatan sudah tersedia sebagai sumber penataan air, pengelolaan banjir dan seterusnya. Ini harus terus kami pertahankan,” katanya.

2. Benyamin: saya masih ingin mempertahankan building coverage ratio

Peta berjudul Paroeng koleksi Dutch Colonial Map (IDN Times/Muhamad Iqbal)

Benyamin tidak menutup mata bahwa tantangan terbesar justru terletak pada implementasi aturan tata ruang. "Pihak-pihak yang mestinya mengimplementasikan peraturan-peraturan tata ruang harus taat. Saya masih ingin mempertahankan building coverage ratio di ruang-ruang tertentu,” tegasnya.

Ia menegaskan bahwa tanpa kepatuhan para pelaku pembangunan, sebaik apa pun RTRW disusun tetap tidak akan efektif.

3. Benyamin optimistis revisi RTRW membuka peluang besar menjadikan Tangsel sebagai kota yang semakin maju dan berkelanjutan

Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie (IDN Times/Muhamad Iqbal)

Meski penuh tantangan, Benyamin optimistis revisi RTRW membuka peluang besar menjadikan Tangsel sebagai kota yang semakin maju dan berkelanjutan. “Saya yakin tata ruang ini nanti justru menjadi wadah bagi pengembangan pembangunan Tangerang Selatan ke depan. Kita akan makin mengukuhkan Tangsel sebagai kota pendidikan, kota hunian, kota perdagangan, kota jasa,” jelasnya.

Bahkan, Benyamin melihat potensi Tangsel berkembang lebih jauh. “Mungkin ke depan akan menjadi kota kesehatan. Ini nanti bisa diwadai dalam tata ruang, harapan saya begitu,” kata dia.

Editorial Team