Ilustrasi pencegahan stunting. (ANTARA FOTO/Maulana Surya)
Stunting atau kekerdilan adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu lama, di seribu hari pertama kehidupan anak. Kekerdilan ini tidak hanya berdampak pada tinggi dan berat tubuh semata.
Dikutip dari kemdikbud.go.id, kondisi ini berefek jangka panjang hingga anak dewasa dan lanjut usia. Kekurangan gizi sejak dalam kandungan mengakibatkan pertumbuhan otak dan organ lain terganggu, yang mengakibatkan anak lebih berisiko terkena diabetes, hipertensi, dan gangguan jantung.
Tak hanya dari segi kesehatan fisik, Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menegaskan, stunting menyebabkan perkembangan mental yang lambat hingga penurunan kecerdasan.
Stunting merupakan salah satu permasalahan paling awet di Indonesia. Sudah 77 tahun sejak Indonesia merdeka, di hampir semua wilayah selalu ada saja kasus stunting, tak terkecuali di kota-kota besar notabene menjadi pusat perekonomian rakyat.
Berdasarkan data SSGBI tahun 2021, prevalensi stunting saat ini masih berada pada angka 24,4 persen. Artinya, seperti dikutip dari laman kemdikbud.go.id, ada 5,33 juta balita yang stunting.