Serang, IDN Times – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten memastikan seluruh Early Warning System (EWS) tsunami yang terpasang di wilayah pesisir Banten masih aktif dan berfungsi dengan baik.
Kepala Pelaksana BPBD Banten, Lutfi Mujahidin mengatakan saat ini terdapat 27 titik EWS tsunami yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota rawan bencana di Banten. Puluhan alat tersebut merupakan bantuan dari Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
“Total ada 27 titik EWS tsunami di Provinsi Banten. Rinciannya, lima titik pemberian BMKG dan 22 titik dari BNPB,” kata Lutfi, Rabu (17/12/2025).
BPBD Klaim 27 Alat Deteksi Tsunami di Pesisir Banten Berfungsi Baik

Intinya sih...
Rincian sebaran EWS tsunami di Banten
Kondisi EWS dipastikan aman dan berfungsi baik
Jalur evakuasi tsunami sudah lama disiapkan
1. Rincian sebaran EWS tsunami di Banten
Lutfi menjelaskan, lima EWS milik BMKG tersebar di Teluk Labuan dan Panimbang Kabupaten Pandeglang, Pasauran serta Pos Pantau Gunung Krakatau Kabupaten Serang, dan Ciwandan Kota Cilegon. Sementara 22 EWS bantuan BNPB berada di Kabupaten Pandeglang sebanyak 6 titik, yakni di Carita, Labuan, Panimbang (dua titik), Sumur, dan Cikeusik.
Di Kabupaten Lebak, EWS tersebar di Bayah (dua titik), Wanasalam, Vihara, dan Panggarangan (dua titik). Sedangkan di Kabupaten Serang terdapat 6 titik, yakni di Pulau Ampel (tiga titik), Cinangka (dua titik), dan Anyer (satu titik). Untuk Kota Cilegon, EWS terpasang di empat titik, yakni di Pulau Merak (dua titik), Grogol, dan Ciwandan.
Terkait sistem pengoperasian, Lutfi menyebut EWS BMKG yang berjumlah 5 unit didukung tiga remote, dua berada di BPBD Provinsi Banten dan satu di BPBD Kota Cilegon. “Sementara 22 EWS milik BNPB, seluruh remotnya berada di BPBD Provinsi Banten,” katanya.
2. Kondisi EWS dipastikan aman dan berfungsi baik
Menurut Lutfi, kondisi EWS milik BMKG dipastikan dalam kondisi baik, karena rutin diuji coba setiap tanggal 26 pukul 10.00 WIB. “Uji coba itu dilakukan rutin setiap bulan oleh petugas yang memegang remote di BPBD,” katanya.
Sementara untuk EWS milik BNPB, BPBD belum melakukan uji coba karena belum ada standar operasional prosedur (SOP) resmi. Meski demikian, Lutfi memastikan alat tersebut tetap dalam kondisi baik. “Karena belum ada SOP uji coba dari BNPB, kami tidak berani melakukan," katanya.
Ia juga menegaskan hingga kini tidak ada laporan kehilangan baterai atau kerusakan EWS, termasuk kejadian yang sempat terjadi beberapa waktu lalu. “Masih aman dan aktif, belum ada konfirmasi kehilangan baterai,” katanya.
Untuk mencegah kerusakan maupun kehilangan, BPBD menugaskan dua operator di setiap titik EWS sebagai mitra pengawas. “Di setiap titik ada operatornya, dua orang ditunjuk untuk mengamati dan menjaga EWS,” katanya.
3. Jalur evakuasi tsunami sudah lama disiapkan
Lutfi menambahkan, Banten memiliki sejarah tsunami, sehingga jalur evakuasi dan mitigasi bencana sudah disiapkan sejak lama, terutama di kawasan wisata pesisir. "Terutama sejak tsunami Anyer, di daerah-daerah wisata sudah terpasang semua,” katanya.
BPBD Banten mengimbau masyarakat untuk tetap waspada tanpa panik, serta mengenali jalur evakuasi dan suara peringatan tsunami. “Kami imbau masyarakat waspada, bukan takut. Kenali jalur evakuasi dan suara sirene peringatan tsunami,” ujar Lutfi.
Selain itu, masyarakat juga diminta menyiapkan tas siaga bencana berisi dokumen penting dan perlengkapan darurat. “Siapkan tas khusus yang berisi dokumen penting dan perlengkapan dasar, agar bisa membantu saat proses evakuasi jika terjadi bencana,” katanya.