Ilustrasi memantau cuaca (unsplash.com/NOAA)
Terpisah, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini akan potensi cuaca ekstrem yang dapat menerjang wilayah Provinsi Banten dalam beberapa hari ke depan.
Cuaca ekstrem itu dikhawatirkan dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, angin kencang hingga longsor. Bahkan, dampak cuaca ekstrem telah terjadi di wilayah Kabupaten Tangerang dan Serang. Dua daerah itu terendam banjir akibat tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir di wilayah hulu sungai.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menyampaikan pihaknya memprediksi adanya potensi hujan dengan intensitas tinggi dalam periode 4 - 11 Maret 2025. Hal ini dipicu oleh gelombang atmosfer seperti Rossby Ekuatorial, Low Frequency, dan Kelvin disejumlah wilayah khususnya bagian barat.
"Curah hujan tinggi masih berpotensi terjadi dan perlu diwaspadai, terutama di wilayah-wilayah yang rentan terdampak cuaca ekstrem. curah hujan tinggi masih berpotensi terjadi dan perlu diwaspadai, terutama di wilayah-wilayah yang rentan terdampak cuaca ekstrem," katanya.
Di Provinsi Banten sendiri, BMKG melakukan analisis labilitas lokal dengan mengindikasikan potensi signifikan untuk perkembangan awan konvektif. Labilitas atmosfer ini berperan dalam mendukung proses pembentukan awan hujan, terutama pada siang hingga sore atau malam hari.
"Dengan meningkatnya aktivitas atmosfer ini, BMKG mengimbau masyarakat di wilayah terdampak untuk tetap waspada terhadap potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat, angin kencang, hingga kemungkinan banjir di daerah rawan," katanya.