IDN Times/Maya Aulia Aprilianti
Saat ini, penanganan pada saraf terjepit belakangan sudah lebih canggih dan maju. Biasanya bila metode endoscopic dipakai untuk operasi pengambilan kantong empedu saja, kini juga bisa untuk penanganan tulang belakang.
Jephtah menjelaskan, jika pasien sudah mengalami pergeseran bantalan tulang belakang atau nyeri yang menjalar, harus menjalani perawatan lebih lanjut dengan operasi tulang belakang endoskopi (Endoscopic Spine Surgery) yang saat ini dapat dilakukan di Rumah Sakit Siloam Lippo Village.
“Prosedur ESS saat ini dilakukan dengan menggunakan teropong untuk mengakses area tulang belakang dengan pendekatan minimal invasive surgery. Selain itu, teknik ini memungkinkan dokter untuk melihat lebih baik struktur tubuh yang diperbaiki tanpa harus banyak melukai jaringan kulit,” katanya.
Selain digunakan untuk pengobatan saraf terjepit, prosedur ini juga direkomendasikan untuk berbagai masalah tulang belakang lainnya seperti fraktur tulang belakang, peradangan sendi, hingga penyempitan saluran tulang belakang.
Lalu, teknik ESS ini dilakukan dengan menggunakan sayatan yang jauh lebih kecil dari operasi standar. Jephtah menyebut, luka sayatan yang dibuat hanya sebesar lubang kunci atau kurang dari 8 milimeter. Jika memang harus dijahit, hanya satu jahitan saja per lbang, dan hanya pedarahan 1 sampai 2 ml saja.
“Setelah tindakan selesai, pasien dianjurkan untuk melakukan pergerakan ringan seperti duduk atau berjalan untuk mempercepat pemulihan. Sebagian besar pasien dapat kembali ke rumah dalam waktu 24 jam setelah prosedur apabila tidak memiliki penyakit bawaan,” katanya.
Selain itu, pasien juga disarankan untuk rutin melakukan fisioterapi selama masa penyembuhan, sehingga mengurangi risiko cedera berulang pada tulang belakang.