Lebak, IDN Times - Waktu belum genap pukul empat pagi, saat belasan nelayan penangkap bayi lobster atau disebut benur, sudah berkumpul di geladak dan buritan sebuah perahu kecil di sebuah dermaga kecil di pesisir selatan Banten. Disebut kecil karena hanya memiliki panjang hampir 15 meter dan lebar tiga sampai empat meter.
Para nelayan diiringi kepulan asap rokok yang keluar dari mulutnya sudah saling menunggu satu sama lain, berikut nahkoda kapal merangkap kapten. Mereka sudah menunggu sedari pukul setengah dua dini hari untuk melaut mengambil hasil tangkapan.
Gaduh percakapan nelayan berbahasa Sunda di perahu bernama KM Barokah itu hilang berganti deru mesin kapal, riuh ombak menghantam haluan perahu, lamunan belasan nelayan yang sudah tak lagi saling bercakap disaksikan bulan yang nyaris purnama kala itu dan temaram kerlip lampu-lampu di tengah lautan.
Perahu kecil bersama belasan nelayan itu mulai meninggalkan pesisir semenanjung Binuangen di wilayah Desa Muara, Kecamatan Wanasalam, Lebak, Banten, yang kebetulan saat itu ombak Samudera Hindia tak sedang ganas menuju ke tempat penangkapan benur di perairan selatan Pulau Jawa bernama Bangkrak.