Cerita Nelayan Bisa Sekolahkan Anak Sampai Kuliah dari Hasil Melaut

- Nelayan di Kabupaten Tangerang berhasil menyekolahkan anak hingga perguruan tinggi dari hasil mencari ikan sejak tahun 1986.
- Ma'un menangkap berbagai jenis ikan, cumi-cumi, dan udang kecil untuk dijual, namun harga jualnya bergantung pada banyaknya tangkapan dan faktor cuaca.
- Saat masih ada pagar laut di wilayahnya, Ma'un hanya bisa mendapat 5 kilogram ikan per hari dan mengalami kerugian akibat biaya solar yang mahal.
Tangerang, IDN Times - Kawasan pesisir pantai di Kabupaten Tangerang merupakan pemukiman para nelayan yang mencari nafkah dari hasil melaut. Salah satunya, Ma'un (55) yang berhasil menyekolahkan anak hingga bangku perguruan tinggi dari hasilnya mencari ikan sejak tahun 1986 silam ketika ia lulus dari kelas VI Sekolah Dasar (SD).
"Meski saya sekolah cuma sampai kelas VI SD, anak saya ada 3, semuanya bisa sekolah dari hasil mencari ikan, sudah ada yang bisa kuliah dari hasil cari ikan," kata Ma'un kepada IDN Times, 2 April lalu.
1. Keseharian Ma'un sebagai nelayan
Ma'un mengungkapkan, berbagai jenis ikan biasanya ia tangkap, mulai dari ikan kembung, ikan selayang, ikan ayam-ayam, ikan baronang, ikan kerapu, hingga ikan bawal laut. Selain ikan, terkadang ia juga menangkap cumi-cumi dan udang kecil.
"Hasilnya ditaruh di pelelangan untuk dijual, nanti biasanya orang-orang datang ke situ untuk beli borongan, misal langsung sekarung ikan jenis campur biasanya itu buat dijual lagi, terus sisanya dijual per kilogram," ungkapnya.
Harganya pun, kata Ma'un berbeda-beda tiap hari, bergantung pada banyak tidaknya ikan yang ditangkap dan faktor cuaca. Jika cuaca buruk, otomatis hasil tangkap akan menurun, bahkan terkadang tidak melaut sama sekali.
"Tapi kalau lagi banyak, ya satu hari bisa sampai 75 kilogram, kalau ada sisa paling diambil untuk makan sehari-hari saja," ungkapnya.
2. Pagar laut di perairan Tangerang sempat membuat nelayan merugi

Ma'un menuturkan, saat masih ada pagar laut di wilayahnya, ia hanya bisa mendapat 5 kilogram ikan per harinya. Terlebih, ia tidak bisa mendapat udang kecil untuk umpan ikan besar.
"Solar juga 2 kali lipat, makanya rugi banget, untuk solar aja bisa Rp500 ribu sekali melaut, padahal kalau engga ada pagar paling cuma Rp200 ribu dan tangkapannya banyak," ungkapnya.