Menaiki kano di sekitar Pulau Handeleum (commons.wikimedia.org)
Beruntung lanjut Elly, saat itu tidak ada satu pun pengunjung yang datang ke Pulau Peucang. Karena menurutnya, hal itu bisa saja membuat para pengunjung menangis lantaran besarnya guncangan yang dirasakan.
Saat ditengah guncangan gempa bumi dia dan pegawai yang lain hanya bisa pasrah jika ada hal yang tidak diinginkan.
"Pokoknya muji aja, pasrah kita mah. Langsung inget dosa, inget keluarga. Karena ini gempa paling besar yang saya rasakan dari sebelum-sebelumnya," imbuhnya.
Bahkan hingga malam pun, diakui Elly, dia masih merasa seolah guncangan itu tidak berhenti. Sampai dia pun memilih untuk tidak tidur lantaran khawatir terjadi gempa susulan.
Di sisi lain, para pekerja yang berada di Pulau Peucang juga harus mengantisipasi kemungkinan terjadinya tsunami. "Ini aja sampai malem masih kayak yang goyang aja, karena tadi kerasa banget kayak dipontang-panting. Kita kayaknya ga tidur, ronda sambil ngecek air laut, khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa, doanya saja," katanya.