Cerita Pilu Warga Sekitar TPA Sampah Cilowong, 'Bersahabat' dengan Bau

Serang, IDN Times - Bau dan pencemaran lingkungan akibat limbah cair sampah (lindi) menjadi persoalan yang dirasakan oleh warga Cilowong, Kecamatan Taktakan, Kota Serang sejak menjadi lokasi tempat pembuangan akhir (TPA) sejak 1995.
Saking sering mencium bau sampah, hidung warga sekitar TPA Cilowong seperti sudah bersahabat dengan bau-bauan itu dengan mereka tidak tahu apa dampak kesehatan akibat menghirup udara tersebut.
1. Air sumur warga tak pernah dicek laboratorium
Hingga saat ini warga masih mengonsumsi air dari galian sumur untuk minum, memasak, mencuci dan mandi setiap hari. Sebagai daerah terdekat mestinya air tersebut diperiksa di laboratorium terlebih dahulu apakah tercemar atau tidak. Mengingat, air sungai dan irigasi yang mengairi persawahan warga terlihat hitam pekat karena diduga tercemar cairan limbah sampah.
"Kalau untuk kesehatan pasti (berdampak) tanaman aja gak jadi air kan lari ke bawah. Air lindi yang ditakutin kan air lindi gak ada gorong-gorong sejauh ini ke tanah warga. Penyerapan air kan kesini buat minum mandi," kata Eni Jumaeni, Ketua RT Pasir Gadung Wadas, Kelurahan Cilowong, Kecamatan Taktan, Kota Serang saat dikonfirmasi, Minggu (14/2/2021).
Eni bercerita, kerap mengelus dada dan merasa sedih ketika melihat perilaku masyarakat perkotaan yang masih membuang sampah sembarangan. Tanpa ada rasa empati terhadap masyarakat yang tinggal di wilayah sekitar TPA.
"Mereka gak tahu ngebuangnya ke tempat saya. Mereka enak-enakan (buang sampah) tempat saya yang jadi dampaknya," kata Eni.