Sementara itu, Kepala Puskesmas Jombang, Mulyadi menjelaskan, apa yang diderita warga memang mirip dengan gejala cikungunya. Dia menyarankan agar warga memperbanyak minum air putih dan mengonsumsi vitamin.
"Tapi lebih yakinnya kalau di tes darah," tuturnya saat dikonfirmasi terpisah.
Dia mengimbau, agar warga tak perlu khawatir karena penyakit chikungunya tidak berbahaya. Adapun ciri-cirinya antara lain mengalami bengkak di persendian, badan terasa nyeri-nyeri, badan lemas disebabkan gigitan nyamuk yang sama dengan nyamuk penyebab DBD, dengan masa inkubasi 3 hingga 4 hari.
Sigit, salah satu petugas surveilance di Puskesmas Jombang meluruskan informasi yang sempat menyebar. Salah satunya, 70 persen di daerah itu disebut terkena penyakit dengan gejala cikungunya.
"Baru musim (tahun) ini saja. Cuma belasan orang. Semuanya rata-rata sudah pada sembuh, yang masih sakit kemarin didata ada 3 sampai 4 orang," ucapnya.
Namun begitu, Sigit enggan menjelaskan lebih rinci mengenai apa gejala sakit yang diderita warga. Yang pasti, menurut dia, warga tidak menderita DBD.
"Kalau hasil lab pemeriksaan buat DBD udah semua, tidak ada DBD, normal semua. Kalau cikungunya kan lain lagi pemeriksaannya, nggak ada (alatnya). Iya (harus ke RSU)," kata dia.